Brussels (ANTARA News) - Orang yang bertanggung jawab atas baku tembak di pusat kota Paris pada Kamis adalah warga negara Prancis, kata Menteri Dalam Negeri Belgia Jan Jambon kepada media publik VRT.

Militan ISIS menyatakan bertanggung jawab atas penembakan yang menyebabkan seorang polisi Prancis tewas itu melalui kantor berita Amaq. Mereka menyebut pelaku penyerangan tersebut sebagai Abu Yousif al-Belgiki.

"Investigasi terus berlanjut, apa yang bisa kami konfirmasikan bahwa pelaku adalah warga negara Prancis," kata Jambon kepada VRT.

Pada November 2015, saat Paris menghadapi serangan senjata dan bom di lokasi hiburan, dua dari 10 pelakunya diketahui warga negara Belgia dan sedangkan pelaku yang lainnya tinggal di Belgia.

Kepolisian dan kementerian dalam negeri Prancis mengungkapkan bahwa satu polisi terbunuh dan dua lainnya terluka dalam penembakan di Paris pusat pada Kamis malam.

Penembakan, yang juga menewaskan si penyerang, terjadi di pusat perbelanjaan Champs-Elysees hanya beberapa hari menjelang pelaksanaan pemilihan presiden Prancis.

Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa seorang pria keluar dari satu mobil di tempat kejadian dan mulai memuntahkan peluru dari senapan mesin.

Sumber di kepolisian mengatakan penembakan juga terjadi di lokasi lainnya di dekat tempat insiden.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan terlalu dini untuk mengatakan motif di balik penembakan itu. Namun, kementerian menjelaskan bahwa serangan itu sengaja menargetkan polisi.

Kejaksaan Prancis mengatakan bagian kontraterorisme kantor kejaksaan telah mulai melakukan penyelidikan.

Namun, tiga sumber di kalangan kepolisian mengatakan penembakan itu kemungkinan merupakan percobaan perampokan bersenjata.

Kepolisian meminta masyarakat untuk menghindari lokasi kejadian.

Gambar televisi memperlihatkan monumen Arc de Triomphe serta setengah wilayah Champs Elysees dipenuhi kendaraan-kendaraan polisi, sorotan lampu serta personel kepolisian bersenjata berat yang menutup lokasi insiden. Menurut seorang wartawan, saat itu terjadi adu tembak sengit di dekat toko Marks and Spencer.

Peristiwa itu terjadi saat warga Prancis bersiap-siap mendatangi tempat pemungutan suara, Minggu, untuk memberikan suara pada pemilihan presiden.

Prancis sejak 2015 berada dalam status darurat dan telah mengalami serentetan serangan  yang menewaskan lebih dari 230 orang dalam dua tahun terakhir.(Uu.G003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017