Karakas (ANTARA News) - Oposisi Venezuela, Sabtu, menggelar jalan kaki hening untuk mengenang belasan orang yang tewas dalam unjuk rasa selama tiga pekan.

Unjuk rasa itu digelar demi menuntut pemerintah Presiden Nicolas Maduro menggelar pemilihan umum yang tertunda dan mengatasi kemelut ekonomi.

Dua belas orang terbunuh dalam gelombang unjuk rasa pada bulan ini dalam kejadian yang terutama melibatkan pasukan keamanan atau warga bersenjata. Delapan lagi tersengat listrik dalam penjarahan setelah unjuk rasa.

Ribuan orang berkaos putih berbaris menuju kantor pusat Keuskupan Agung Katolik di negara bagian barat dari Karakas.

"Kami ingin pemilihan bebas, kami ingin menyingkirkan pemerintah korup ini," kata Iomira Barrios, 60, konsultan lingkungan, yang mengatakan tidak bisa lagi mencari pekerjaan, demikian dilansir Reuters.

"Saat ini orang rela berkelahi, karena mereka telah menyatakan kediktatoran dan kami tidak bisa membiarkannya. "

Kemarahan atas inflasi tiga digit di negara OPEC itu dan kurangnya produk pokok, meluap setelah Mahkamah Agung bulan lalu secara singkat mengambil alih kekuasaan Kongres, yang memicu tuduhan bahwa Maduro sedang membangun sebuah kediktatoran.

Pengadilan membatalkan keputusan setelah kecaman internasional, tapi pemerintahan Maduro lebih jauh memicu demonstrasi dengan melarang politisi oposisi paling populer, Henrique Capriles, menjabat selama 15 tahun.

Pejabat Partai Sosialis yang berkuasa mengatakan demonstrasi tersebut, di mana para pemrotes melemparkan batu ke polisi dan memblokir jalan-jalan dengan puing-puing yang terbakar, adalah gangguan ketertiban umum dengan kekerasan yang dimaksudkan untuk menggulingkan pemerintah

Oposisi mengatakan bahwa dewan pemilihan harus menyeru pemilihan gubernur yang seharusnya digelar tahun lalu, dan menuduh dewan secara tidak pasti menunda pemilihan karena Partai Sosialis yang berkuasa kemungkinan akan kalah di banyak negara bagian.

Pemilihan presiden berikutnya dijadwalkan pada akhir 2018.

Minggu lalu, terjadi peningkatan penjarahan di malam hari di kawasan kelas pekerja. Kerusuhan yang terjadi mulai larut malam pada Kamis malam di lingkungan Caracas di El Valle membuat sebelas orang tewas karena aliran listrik atau tembakan.

Perekonomian terpuruk sejak harga minyak jatuh pada 2014. Bila Venezuela sebelumnya adalah negara yang sejahtera karena produksi minyak, saat ini menjadi negara yang berjuang untuk mendapatkan makanan pokok dan obat, demikian Reuters.

(Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017