Minahasa (ANTARA News) - Pendeta Dr Stephen Tong dalam perayaan Paskah Nasional di Minahasa, Sulawesi Utara mengatakan kebangkitan Kristus Yesus membawa pengharapan bagi umat manusia.

"Bagi yang percaya di dalam nama-Nya beroleh kemerdekaan, karena Dia telah mengalahkan kuasa maut, sehingga maut tidak berkuasa atas manusia," kata Stephen di Tondano, Minggu.

Dia mengatakan kematian dan kebangkitan Kristus tidak dapat ditandingi oleh siapapun, tubuh dan darah-Nya telah dialiri untuk menebus dosa manusia.

Yang membunuh Yesus, katanya, pertama adalah pemimpin agama, yang menyalahgunakan kepercayaan dan berkedok di bawah pelayanan keagamaannya.

Kedua adalah pemimpin politik, sedikit sekali pemimpin politik yang mampu membawa perubahan bagi bangsa dan negara.

Waktu Yesus lahir politik memperalat agama, ketika Yesus mati agama memperalat politik. Agama dan politik sepertinya menjadi alat untuk berkedok.


Baca juga: (Pancasila jadi tema Paskah di Gereja Katedral)


"Bertobatlah, mari jadi pemimpin agama dan pemimpin politik yang benar-benar bertobat dan melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh," katanya.

Dirinya kemudian mengajak agar setiap pemimpin politik dan pemimpin agama agar jangan jadi pemimpin yang korupsi dan tidak melakukan kehendak Tuhan.

"Agar kita menjadi pemimpin agama dan pemimpin politik yang benar-benar melakukan kehendak Tuhan," katanya.

Jadilah gubernur yang tidak korupsi, jadilah bupati yang tidak Korupsi, jadilah rektor dan dosen yang tidak korupsi dan jadilah pempimpin-pemimpin dimanapun dipercayakan yang tidak melakukan dosa.

"Kita melayani Tuhan melalui melayani rakyat, pemimpin politik harus melayani dengan jujur, adil, dan dengan cinta kasih," ujar Pendeta Tong.

Perayaan Paskah Nasional dan Pekan Kerukunan Nasional Tahun 2017 yang digelar di Kabupaten Minahasa, tepatnya di Stadion Maesa Tondano, sukses digelar.

Paskah Nasional yang mengangkat tema, "Torang Samua Ciptaan Tuhan", dengan sub tema, "Ziarah Keadilan dan Perdamaian Menuju Indonesia Hebat dan Sejahtera".

Baca juga: (PGI ajak warga gereja tebar bibit perdamaian)

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017