Samarinda (ANTARA News) - Kubu PSM Makassar sangat kecewa dengan keputusan wasit Iwan Sukoco yang memberikan tendangan pinalti kepada tuan rumah Mitra Kukar pada menit akhir, sehingga pertandingan Liga 1 di Stadion Aji Imbut Tengarong, Kutai Kartanegara, Senin malam, berakhir imbang.

Tim tamu Juku Eja sempat unggul 1-0 melalui Ridwan Tawainela pada menit ke-21 dan kemenangan yang sudah di depan mata itu sirna, ketika algojo penalti Mitra Kukar Marcley Cesar Chaves Santos mampu menjebloskan bola ke gawang Rifki Mikodompit untuk mengubah skor menjadi 1-1.

Pelatih PSM Makassar Robert Rene Albert menilai kepemimpinan wasit terlalu berpihak kepada tuan rumah, bahkan hal itu terjadi sejak menit awal pertandingan berlangsung.

"Dua pemain kami mendapatkan kartu kuning di menit awal, sedangkan pelanggaran yang dilakukan tim lawan tidak ada sanksi apapun," katanya.

Pelatih asal Belanda itu tetap berkeyakinan bahwa tim asuhannya layak mendapatkan kemenangan, seandainya tragedi penalti pada menit akhir tidak terjadi.

"Hasil imbang ini adalah peran wasit, tim kami layak membawa tiga poin," katanya.

Sementara itu, pemain PSM Makassar Zulkifli Syukur juga menilai kepemimpinan wasit Iwan Sukaca terlihat berubah drastis mulai babak kedua.

"Babak pertama masih fair saja kepemimpinan wasit, tapi memasuki babak kedua sudah mulai terlihat jelas, apalagi penalti di menit akhir itu bukan pelangggaran," kata Zulkifli.

Sementara itu, pelatih Jafri Sastra enggan mengomentari kepemimpinan wasit, namun mengakui pertandingan kandang perdana bagi timnya memang dirasakan begitu berat.

"Kamj tetap mensyukuri hasil imbang ini, meskipun kami memang menargetkan kemenangan," jelasnya.

Mengenai penampilan dua pemain baru yakni Mohammmed Sissoko dan Cesar Chaves Santos, ia menilai keduanya belum menampilkan permainan terbaik.

"Maklum keduanya baru saja bergabung dan masih membutuhkan waktu adaptasi dengan tim. Mudah-mudahan di pertandingan selanjutnya ada perkembangan yang positif," tegasnya.

Pewarta: Arumanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017