Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore menguat 48 poin menjadi Rp13.262, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.310 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa permintaan yang meningkat atas aset berisiko di kawasan Asia membuat mayoritas kurs terapresiasi, termasuk rupiah.

"Situasi itu membuat ruang penguatan rupiah terbuka setelah pada pekan lalu cenderung tertekan oleh dinamika politik dalam negeri berkenaan dengan Pilkada DKI Jakarta putaran dua," katanya.

Ia menambahkan bahwa harapan positif pelaku pasar terhadap data pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama 2017 yang diperkirakan membaik juga turut menopang mata uang domestik.

"Faktor positif mendominasi, ruang penguatan rupiah terbuka," katanya.

Ia mengatakan bahwa meredanya risiko politik di Uni Eropa mengenai pemilihan presiden Prancis juga turut membuat aset "safe haven" seperti dolar AS mengalami koreksi.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa data kepercayaan konsumen serta penjualan rumah baru di Amerika Serikat yang diproyeksikan melemah juga turut menjadi salah satu faktor yang menahan laju dolar AS.

"Perkiraan yang negatif serta masih memanasnya sentimen ketegangan geopolitik di semenanjung Korea menjadi sentimen negatif bagi dolar AS," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.296 dibandingkan hari sebelumnya (Jumat, 21/4) Rp13.320 per dolar AS.

(T.KR-ZMF/B012)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017