Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi menegaskan bahwa ASEAN mampu menciptakan ekosistem perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara.

"Tanpa kita sadari, sebenarnya tidak ada konflik signifikan yang terjadi sejak berdirinya ASEAN. Dalam kesejahteraan, pertumbuhan ekonomi ASEAN jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia," katanya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa.

Dalam pidato Milad Ke-36 UMY, Retno mengatakan politik luar negeri Indonesia juga menghasilkan kontribusi kepada dunia. Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, Indonesia membagi prioritasnya terhadap dunia dalam perdamaian dan kesejahteraan.

"Indonesia juga memiliki kekuatan di beberapa isu dan menjadikannya disegani oleh negara-negara lain. Dalam hal demokrasi misalnya, Indonesia menjadi tuan rumah Bali Democracy Forum yang hasilnya menjadi rujukan dunia," katanya.

Menurut dia, Indonesia juga berperan sebagai "bridging role", peran Indonesia sebagai jembatan perdamaian. Bahkan, Indonesia menjadi negara ke-8 penyumbang agen perdamaian terbanyak untuk PBB dengan 2.781 personel.

"Dalam hal pluralisme, kita dikenal sebagai bangsa yang majemuk dan toleran," kata Menlu.

Ia mengatakan, Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam besar di Indonesia telah berkontribusi dalam penyelesaian masalah yang dihadapi pemerintah.

"Dalam beberapa penyelesaian masalah, kami sering menghubungi Muhammadiyah terkait apa yang harus dilakukan," katanya.

Menurut dia, Muhammadiyah secara keseluruhan juga sangat penting bagi Indonesia untuk mempertahankan wajah Indonesia sebagai negara yang majemuk.

"Dengan demikian, UMY sebagai salah satu institusi Muhammadiyah juga diharapkan bisa menjadi agen yang mencerdaskan bangsa dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika," kata Retno.

(U.B015/I007)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017