Batam, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Singapura merupakan investor penting di Indonesia. Walau begitu, masih banyak hal yang perlu diperbaiki Indonesia agar arus investasi lebih deras, dalam hal ini di Batam, Kepulauan Riau, sebagaimana dinyatakan Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakhrisnan.

"Kami juga sulit menjelaskan kepada para pengusaha yang berniat menanamkan modalnya di Kepri. Mereka selalu ragu-ragu untuk investasi di Kepulauan Riau. Karena kedua wilayah ini saling membutuhkan maka itu kami tanya langsung ke Pak Gubernur," kata Balakrishnan, dalam siaran pers pemerintah Provinsi Kepulauan, di Batam, Selasa.

Sejumlah ketidakpastian di Batam yang menjadi pertanyaan para pengusaha itu antara lain hubungan pemerintah Kota Batam dengan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam, keamanan wilayah, kemudahan perizinan, dan perkembangan perekonomian Batam.

Meski begitu, menurut dia, sejatinya keinginan pengusaha Singapura untuk menanamkan modal di Batam sangat tinggi, hanya saja belum mendapatkan kepastian mengenai kondisi Batam terkini.

Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, memaparkan, meskipun perkembangan Batam belum sesuai harapan tetapi sudah ada beberapa kemajuan yang dilakukan.

Mereka, kata dia, juga terus mendorong agar pemerintah pusat agar membantu Batam dan Kepulauan Riau agar kembali bergairah di sektor investasi.

Dualisme pemerintah Kota Batam dan BP Kawasan Batam, menurut dia, juga sudah menjadi bahasan serius Presiden Jokowi. Pemerintah pusat sudah memberikan sinyal membuka lahan di Pulau Rempang-Galang sebagai kawasan investasi baru. Beberapa aturannya kini sedang disusun pemerintah pusat.

Sementara untuk situasi keamanan Batam, menurut dia sangat kondusif.

Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar, menyatakan pertemuan antara Balakrishnan dan pemerintahan setempat merupakan upaya mencari informasi terbaru tentang Kepulauan RIau, terkait rencana kunjungan Jokowi ke Singapura September 2017. 

Pewarta: Jannatum Naim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017