Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore melemah menjadi Rp13.278, dibandingkan sebelumnya Rp13.265 per dolar AS.

"Aksi ambil untung oleh sebagian pelaku pasar uang mendorong mata uang rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar AS. Namun, hal itu wajar setelah rupiah mengalami tren penguatan dalam beberapa hari terakhir ini," ujar pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, pelemahan rupiah yang terjadi pada hari ini relatif terbatas mengingat fundamental ekonomi nasional cukup kodusif. Situasi itu akan mendorong rupiah untuk kembali ke area positif.

"Inflasi April 2017 yang diproyeksikan terjaga serta proyeksi positif terhadap produk domestik bruto (PDB) triwulan I 2017 yang tumbuh juga turut menjadi salah satu faktor yang menahan tekanan rupiah," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, perbaikan proyeksi ekonomi global oleh Bank Dunia juga turut memberi harapan positif bagi perekonomian Indonesia.

Analis dari FXTM, Lukman Otunuga menambahkan, dolar AS berpotensi kembali mengalami tekanan jual apabila reformasi pajak di Amerika Serikat belum ada kejelasan.

"Kurangnya detail rencana itu akan menghambat reli dolar AS," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.278 dibandingkan hari sebelumnya (Selasa, 25/4) Rp13.296 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017