Moskow (ANTARANews) - Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan ia sangat paham dan tahu bagaimana susahnya pemerintah mengembangkan pasar untuk peningkatan ekspor produk nasional.

"Karena itu saya ingin membantu, ketika melihat ada peluang ekspor, terutama di negara non-tradisional tujuan ekspor Indonesia, seperti Rusia," katanya di sela-sela kunjungan ke Rusia dalam kegiatan pembukaan Paviliun Indonesia, gerai permanen untuk promosi produk, di Moskow, Rusia, Kamis.

Walau tidak lagi duduk dalam pemerintahan, pengusaha nasional itu, tetap peduli pada pengembangan pasar ekspor dan peningkatan kualitas produk Indonesia, terutama yang diproduksi usaha kecil dan menengah (UKM). 

"Dulu (ketika jadi Mendag) saya punya target peningkatan ekspor 300 persen, sehingga paham kerja keras dan kesulitan yang dihadapi dalam pengembangan pasar ekspor," ujar Rachmat. 

Rusia, kata dia, bukan merupakan pasar utama produk Indonesia, namun menyimpan peluang ekspor yang besar terutama untuk produk pangan termasuk pertanian dan perikanan. Ia juga melihat peluang peningkatan ekspor produk manufaktur masih terbuka, tidak hanya makanan dan minuman tapi juga produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods), serta produk halal.

"Banyak kebutuhan harian masyarakat Rusia masih diimpor, daya beli masyarakat di negeri ini juga tinggi," kata Rachmat. 

Dengan pendapatan per kapita Rusia di atas 24 ribu dolar AS dan jumlah penduduk sekitar 150 juta orang, negara itu menyimpan potensi pasar yang besar bagi berbagai produk Indonesia.

Kerajinan Rachmat juga terkesan dengan kerajinan khas Rusia berupa Matriyoska, boneka kayu yang di dalamnya disusun produk sejenis sampai bentuk terkecil. 

Saat mengunjungi toko cenderamata di Saint Petersburg, ia menyempatkan diri meninjau bengkel kerja para pembuat dan pelukis Matriyoska. 

"Saya yakin IKM (industri kecil dan menengah) kita bisa buat produk berkualitas seperti ini, tinggal dibina dan bimbing agar produk mereka bisa tembus pasar ekspor," ujar Rachmat.

Sebagai Utusan Khusus Presiden untuk dengan Jepang terkait investasi, Rachmat berencana meningkatkan peranan Jepang untuk membantu dan membina IKM Indonesia agar bisa menghasilkan produk berkualitas sehingga bisa pasar ekspor yang lebih luas.

Berdasarkan data Kedubes RI di Moskow,  neraca perdagangan Indonesia-Rusia terus meningkat. Tahun 2016 neraca perdagangan kedua negara sekitar 2,6 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Rusia mencapai sekitar 2,2 miliar dolar AS, dan impor dari Rusia sebesar 403,4 juta dolar AS.   

Jumlah tersebut naik dibandingkan 2015 yang neraca perdagangan kedua negara mencapai 1,96 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Rusia sebesar 439, 5 juta dolar AS. Sebagian besar produk yang diekspor ke Rusia antara lain berupa pupuk, mineral, sereal, aluminium, dan pulp.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017