Washington (ANTARA News) - Putri pertama presiden Amerika Serikat Ivanka Trump memiliki pandangan berbeda dengan ayahnya, untuk mengizinkan pengungsi Suriah berimigrasi ke AS yang "harus menjadi bagian dari diskusi" mengakhiri perang sipil di negara itu.

"Saya pikir ada krisis kemanusiaan global yang sedang terjadi, dan kita harus bersatu, dan menyelesaikannya," katanya kepada NBC News dalam sebuah wawancara, seperti dilansir dari AFP.

Presiden Donald Trump menandatangani kebijakan eksekutif yang melarang pengungsi Suriah memasuki AS, dengan mengatakan mereka menimbulkan ancaman keamanan nasional.

Pengadilan federal memutuskan untuk menentang kebijakan itu, tanpa menentukan batas waktu penangguhannya.

Membuka perbatasan Amerika kepada para pengungsi "harus menjadi bagian dari diskusi, tetapi hal itu tidak akan cukup."

Trump berencana untuk menciptakan "zona aman" bagi para pengungsi dan orang-orang terlantar di negara Timur Tengah, dan meluncurkan serangan rudal jelajah kepada militer Presiden Bashar al Assad sebagai respons atas serangan senjata kimia.

Perang Suriah telah memicu krisis kemanusiaan terburuk sejak Perang Dunia II, dengan lebih dari 320.000 orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi. Lebih dari lima juta orang -- sekitar seperempat populasi -- telah melarikan diri dari negara itu.

Penerjemah: Try Essra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017