Washington (ANTARA News) - Para peneliti pada Rabu (26/4) mengatakan perkakas batu dan tulang patah mastodon yang digali di California menunjukkan bahwa manusia sudah mencapai Amerika sekitar 130.000 tahun lalu, jauh lebih awal ketimbang yang diketahui sebelumnya.

Para peneliti menyebut empat perkakas palu batu dan paron belum sempurna yang ditemukan di San Diego County bersama fosil tulang-tulang gajah prasejarah sebagai bukti yang relatif menarik, meski tidak langsung, bagi keberadaan spesies manusia maupun sepupunya yang sudah punah seperti Neanderthal.

Ahli paleontologi dari San Diego Natural History Museum, Tom Deméré, mengatakan sampai sekarang waktu tertua yang diterima luas sebagai awal keberadaan manusia di Dunia Baru adalah 14.000 sampai 15.000 tahun lalu, menjadikan situs di San Diego hampir 10 kali lebih tua.

Temuan itu akan secara radikal merevisi pengetahuan mengenai kapan manusia mencapai Dunia Baru, meski beberapa ilmuwan yang tidak terlibat dalam studi itu menyuarakan skeptisisme.

"Kalau waktu 130.000 tahun itu asli, maka ini adalah temuan terbesar dalam arkeologi Amerika," kata arkeolog paleolitik dari University of Southampton,John McNabb, yang tidak terlibat dalam riset dan menyebut dirinya "masih sedikit skeptis."

Tidak ada sisa kerangka manusia yang ditemukan. Namun perkakas batu dan bagaimana tulang tungkai dan geraham mastodon itu patah, tampak seperti sengaja dipatahkan segera setelah hewan itu mati, meyakinkan para peneliti bahwa manusia lah yang bertanggung jawab.

Mereka melakukan eksperimen menggunakan perkakas sebanding dan menghasilkan pola patahan serupa.

"Orang mematahkan tulang tungkai mastodon ini, memindahkan potongan tebal tulang tungkai mastodon, mungkin untuk membuat perkakas, dan mereka mungkin juga mengekstrak sumsumnya untuk makanan," kata ahli arkeologi Steven Holen dari Pusat Riset Paleolitik Amerika di South Dakota.

Ahli geologi dari lembaga survei geologi Amerika Serikat (U.S. Geological Survey/USGS) James Paces menggunakan metode perunutan canggih untuk menentukan usia tulang, enamel gigi dan gading mastodon itu 131.000 tahun plus minus sekitar 9.000 tahun.

Beberapa yang skeptis dengan penemuan itu memberikan penjelasan alternatif mengenai materi-materi yang digali pada awal 1992 di tempat pembangunan jalan bebas hambatan tersebut, menyatakan tulang-tulang itu mungkin baru patah belakangan akibat peralatan konstruksi alih-alih akibat tindakan manusia kuno.


Sulit didebat

Para peneliti mempertahankan kesimpulan mereka, yang terbit di jurnal Nature. "Sulit mendebat bukti jelas dan luar biasa yang kami lihat dalam semua materi ini," kata ahli arkeologi Richard Fullagar dari University of Wollongong, Australia, yang menyebut kesimpulan itu "benar-benar tak terbantahkan."

Spesies manusia Homo sapiens pertama muncul di Afrika sekitar 200.000 tahun lalu kemudian menyebar ke seluruh dunia. Namun waktu kedatangan Dunia Baru masih diperdebatkan.

Data genetik menunjukkan itu terjadi sekitar 23.000 tahun lalu meski bukti arkeologinya kurang.

Para peneliti mengatakan manusia di situs California bisa jadi Homo sapiens atau spesies yang sudah punah seperti Neanderthals, yang sudah diketahui tinggal di Siberia, atau Denisovans, dan diketahui hanya dengan sedikit sisa.

Holen mengatakan manusia mungkin berjalan dari Siberia ke Alaska melalui jembatan Laut Bering yang sekarang sudah hilang atau mungkin melakukan perjalanan menggunakan perahu sepanjang pantai Asia, kemudian melewati Alaska dan turun ke pesisir barat Amerika Utara menuju California.

"Ini menjadi urusan besar jika benar," kata McNabb.

Namun McNabb bertanya-tanya apakah pengaruh bahan kimia pada tanah atau air tanah yang mungkin mempengaruhi perunutan usia material diperhitungkan, dan apakah ada hal lain yang menyebabkan dampak dan pola kerusakan serupa pada materi itu selain manusia, demikian menurut warta kantor berita Reuters.



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017