Jakarta (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilantik pada 20 Januari dengan membawa daftar panjang janji selama 100 hari pertama pemerintahannya.

Catatan pencapaiannya campur aduk dan ini adalah sembilan masalah utama yang dihadapinya dan apa yang dicapainya menjelang tepat 100 hari pemerintahannya Sabtu esok, seperti dikutip Reuters:

PERLINDUNGAN KESEHATAN (HEALTHCARE)
Janji mencampakkan 2010 Affordable Care Act yang sudah ditandatangani Presiden Barack Obama untuk kemudian disebut Obamacare, adalah di antara janji besar Trump selama kampanye presiden 2016. Tapi janji ini menjadi salah satu kegagalan terbesarnya dalam 100 hari pertama pemerintahannya.
RUU soal penghapusan Obamacare di DPR akhir Maret lalu mentah setelah Kaukus Kebebasan, blok konservatif Republik, menjegalnya, selain Demokrat yang solid. Kalau diajukan lagi RUU ini tidak akan terlalu didukung Republik moderat, selain bakal ditentang keras Senat.

PEMOTONGAN PAJAK
Trump sudah lama menginginkan pajak dipangkas sejak 1980-an. Pekan ini dia mengajukan RUU memangkas pajak perusahaan menjadi 15 dari 35 persen, memangkas pajak pendapatan pribadi sampai 35 persen, dan lainnya. Tapi rencana ini menjadi samar-samar, bahkan ditanggapi skeptis sebagian kubu Republik sendiri.

KEBIJAKAN LUAR NEGERI
Kebijakan luar negeri Trump ditandai oleh pergeseran-pergeseran besar, khususnya menginginkan persababatan dengan Rusia dan Presiden Vladimir Putin. Namun pemerintahannya diusik oleh penyelidikan Kongres atas keterlibatan Rusia dalam Pemilu AS 2016, selain dengan tim kampanye Trump.
Trump terlihat tidak mau galak kepada Putin, kendati Putin mengutuk serangan udara AS ke Suriah awal bulan ini.
Trump juga mengambil pendekatan yang agresif terhadap Korea Utara dengan menekan negara ini melucuti program senjata nuklirnya. Para pakar menyebut Korea Utara bisa melancarkan serangan nuklir setelah 2020. Trump menekan China, mitra dagang terbesar Korea Utara, untuk berbuat lebih banyak lagi dalam menjinakkan program nuklir Pyongyang.
Dalam perkara NATO, Trump melarat pendapatnya bahwa pakta militer ini sudah ketinggalan zaman, dengan kini berbalik memujinya.
Di Suriah, dia menyatakan tak ingin menjerumuskan AS lebih dalam lagi ke dalam konflik Timur Tengah tapi ironisnya dia menjawab tudingan serangan senjata kimia Suriah dengan melakukan serangan udara ke pangkalan militer Suriah. Tapi tindakan ini dipuji oleh sekutu-sekutu AS di Eropa dan para wakil rakyat AS sendiri.

IMIGRASI DAN TEMBOK PERBATASAN
Trump sudah berjanji memerangi imigran ilegal yang masuk ke AS dan mengusir imigran ilegal yang tinggal di AS, khususnya yang bercatatan kriminal. Dia juga berjanji akan membangun tembok pemisah perbatasan AS-Meksiko.
Retorikanya ini ternyata efektif menurunkan jumlah imigran masuk ke AS yang mencapai angka terendah dalam 17 tahun terakhir pada Maret.
Trump menegaskan akan membangun tembok perbatasan, namun demi menghindari lumpuhnya pemerintahan karena anggaran di Kongres, dia menangguhkan pembangunan tembok perbatasan itu.
Trump juga melarang warga beberapa negara muslim, termasuk Suriah, masuk ke AS, dengan alasan sebagai salah satu langkah dalam memerangi ISIS.  Keppres larangan imigrasi muslim ini kemudian dimentahkan pengadilan, lalu dia revisi lalu, untuk kemudian dimentahkan lagi oleh pengadilan.
Pengadilan bahkan juga mementahkan Keppres penangguhan bantuan untuk kota-kota besar AS yang menampung pengungsi dari luar negeri dan imigran ilegal.

MAHKAMAH AGUNG
Trump memilih orang favoritnya, Neil Gorsuch, sebagai pengganti mendiang hakim agung Antonin Scalia yang meninggal dunia awal tahun lalu.  Senat menyetujui Gorsuch kendati ditentang Demokrat, sehingga mengembalikan dominasi konservatif dalam Mahkamah Agung.

PERDAGANGAN
Trump mengeluarkan AS dari Kemitraan Trans Pasifik hanya beberapa hari setelah dilantik, demi mewujudkan janji kampanye.
Trump juga mengancam akan keluar dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) karena dianggap biang larinya tenaga kerha AS ke Meksiko. Akhirnya Trump menandaskan tidak akan keluar dari NAFTA setelah para pemimpin Meksiko dan Kanada memintanya menyepakati kesepakatan baru.
Trump juga memerintahkan pengkajian kembali penyebab defisit perdagangan AS seperti dumping, subsidi yang tidak adil, manipulasi nilai kurs, dan praktik perdagangan yang tidak resiprokal.
Trump pernah menuduh China manipulator mata uang, namun pertengahan April lalu pandangan dia ini berubah dengan menyatakan China bukan manipulator mata uang.

REGULASI
Trump bersumpah untuk memberangus aturan-aturan yang telah merugikan perekonomian AS, termasuk dalam soal jaringan pipa Keystone XL. Dia juga mencampakkan sejumlah aturan perubahan iklim era Obama, termasuk pembangkit listrik ramah lingkungan dan pengurangan emisi gas metan dari produksi minyak dan gas.
Intinya dia telah menyepakati aturan-aturan baru yang mencampakkan berbagai regulasi era Obama dalam soal lingkungan, energi, pendidikan dan keuangan.

BELI PRODUK AMERIKA, PEKERJAKAN ORANG AMERIKA
Trump bersumpah mencegah perusahaan-perusahaan AS mentransfer lapangan kerja ke luar AS yang sudah dia ikrarkan selama kampanye presiden. Dia bahkan mengancam perusahaan-perusahaan yang memindahkan posisi kerja ke luar negeri.
Dia mengaku berhasil menekan unit Carrier dari United Technologies Corp dan Ford Motor Co, kendati Carrier tetap memangkas posisi kerja di Indiana, sedangkan Ford berkilah menghentikan pabrik di Meksiko karena menurunnya permintaan mobil di Amerika Utara.
Masih menjadi pertanyaan apakah Trump akan berhasil mencegah lapangan kerja ke luar negeri.
Trump juga memerintahkan pengkajian kembali pemberian visa H-1B yang justru memungkinkan AS mendapatkan pekerja-pekerja asing berkeahlian tinggi. Trump ingin mengubah sistem lotre dengan sistem berbasis merit untuk mendapatkan pekerja asing berkeahlian tinggi.

"KURAS RAWA"
Ini adalah slogan yang kerap dia teriakkan selama kampanye presiden bahwa dia akan mengubah Washington dengan memangkas pengaruh kelompok-kelompok kepentingan khusus dan elite politik. Tetapi dia sendiri tidak konsisten pada tekadnya ini.
Dia mengkritik Hillary Clinton karena menerima bayaran dari pidato kepada bank Wall Street, Goldman Sachs, tapi ironisnya dia mengajak beberapa eksekutif Goldman masuk lingkaran terdalam kekuasaannya.


Baca juga: (Ketika Donald Trump mengeluhkan Arab Saudi)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017