Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bertolak ke Manila, Filipina, Jumat pagi ini, guna menghadiri KTT ASEAN ke-30.

Presiden Jokowi dan rombongan terbatas terbang menggunakan pesawat kepresidenan Republik Indonesia-1 dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta.

Selain Manila, Jokowi dan Iriana bersama rombongan juga mengunjungi Davao di Mindanao, Filipina dan Hong Kong.

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, Presiden akan memberikan pandangan mengenai keberhasilan dan tantangan ASEAN yang tahun ini memasuki usia ke-50.

Kunjungannya itu juga akan dimanfaatkan untuk meningkatkan hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi kedua negara, terutama perdagangan.

Turut menyertai Presiden adalah Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Di Davao City, Presiden Jokowi bersama Presiden Rodrigo Duterte akan meresmikan pembukaan rute pelayaran laut Roll-on Roll-off (Ro-Ro) Davao-General Santos-Bitung yang diharapkan bisa memajukan perdagangan subkawasan, dan meningkatkan konektivitas, baik antara Indonesia-Filipina maupun konektivitas ASEAN.

Sementara di Hong Kong, Presiden ingin memastikan WNI mendapat perlindungan dari otoritas Hong Kong mengingat saat ini sekitar 172.000 WNI bekerja di Hong Kong yang telah berinvestasi di Indonesia pada 2016 sebesar 2,25 miliar dolar AS atau naik 225 persen dari 2015 yang hanya 691 juta dolar AS.

Kunjungan ke Hong Kong juga akan dimanfaatkan Presiden untuk meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara, sedangkan presiden berharap kunjungannya mendatangkan manfaat bagi rakyat Indonesia dan mempererat kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara yang akan dikunjunginya.

Turut mengantarkan Presiden di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.


Baca juga: (KTT Asean jadi ajang pertarungan proteksionisme dan neoliberalisme)

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017