Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp13.319, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.314 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat mengatakan mata uang rupiah melemah bersamaan dengan mayoritas kurs di kawasan Asia menyusul belum disetujuinya anggaran Presiden AS Donald Trump sehingga membuat pasar khawatir berdampak pada ekonomi global.

"Faktor ketidakpastian global tekan rupiah. Secara umum, tekanan mata uang masih akan bertahan walaupun dari domestik sentimennya cukup positif," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, Bank Indonesia yang menyatakan fundamental rupiah di kisaran Rp13.200-Rp13.400 juga tidak akan membuat mata uang domestik menguat terlalu signifikan dalam waktu singkat.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa mulai terbatasnya pergerakan mata uang euro seiring dengan aksi tunggu pelaku pasar terhadap penyampaian pandangan ekonomi dan moneter di kawasan Eropa oleh bank sentral Eropa (ECB) turut memberikan sentimen pada pelemahan rupiah.

"Spekulan cenderung memilih dolar AS dibandingkan mata uang lainnya," katanya.

Ia mengharapkan bahwa stabilnya kondisi ekonomi dalam negeri dapat menjaga mata uang rupiah kembali menguat. Pelaku pasar uang juga diharapkan tetap cermati berbagai sentimen yang ada dan waspadai sentimen yang dapat menambah tekanan bagi rupiah.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017