Jakarta (ANTARA News) - BPJS Ketanagakerjaan Kantor Cabang Kebayoran, Jakarta Selatan, sudah menggandeng sekitar 3.000 pengemudi Go-Jek menjadi peserta program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.

Kepala Bidang Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kebayoran Royyan Huda saat ditemui pada Rabu (26/4) mengatakan, ketika badan tersebut menggagas program Gerakan Nasional Perlindungan Pekerja Rentan (GN Lingkaran ) pada 2016, ada 1.200 drivers Go-Jek yang bergabung, dan sekarang sudah mencapai 3.000 orang.

Pertumbuhan ini sejalan dengan makin gencarnya sosialisasi oleh kantor cabang Kebayoran, yang pelaksanaannya dijalankan oleh sembilan koordinator lapangan, lima di antaranya Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Tmur dan Jakarta Pusat.

Sementara empat korlap lainnya tersebar di wilayah Tangerang, Bogor, Bekasi, dan Banten.

Sembilan korlap itu, menurut Royyan Huda, dinaungi oleh satu koordinator pusat yang disebut Ambasador BPJS Ketenagakerjaan atau Agen Jaminan Sosial.


Baca juga: (BPJS Ketenagakerjaan siap tangani jaminan sosial aparatur sipil negara)


Baca juga: (Pemerintah diimbau tuntaskan disharmoni regulasi jaminan sosial)


"Pengemudi cukup berhubungan sama korlapnya, biar korlapnya yang urus," terang Roy.

Jumlah pengemudi Go-Jek yang sudah bergabung menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan akan mendapatkan manfaat jaminan kematian berupa santunan kematian total Rp24 juta, sedangkan santunan kecelakaan kerja bisa mencapai 48 kali upah yang dilaporkan atau setara Rp48 juta.

Selain manfaat itu, mereka juga berhak mendapatkan manfaat tambahan berupa beasiswa bagi anak dan Program Return to Work sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Para pengemudi yang ingin menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan hanya perlu mengirimkan foto kopi KTP melalui aplikasi WhatApps ke koordinator lapangan yang akan membantu mendaftarkan peserta ke kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan.

Pengemudi Go-Jek yang sudah pernah mendapatkan manfaat jaminan BPJS Ketenagakerjaan di antaranya Wiwin. Wiwin pernah mengalami kecelakaan kerja dengan biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS, selain santunan sementara selama ia belum bisa bekerja.

Wiwin juga diikutkan pada program pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja hingga mendapatkan bantuan kaki palsu.

Sementara itu, seorang pengemudi Go-Jek yang berdomisili di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Amsori (47), mengaku paham mengenai BPJS Ketenagakerjaan.

Baginya, BPJS Ketenagakerjaan sangat dibutuhkan mengingat tingginya risiko dalam pekerjaan yang dia geluti, dan ia sudah tertarik menjadi peseta sejak lama.

Namun, keinginannya itu sampai sekarang belum terpenuhi dengan alasan kesibukannya sehingga ia belum memungkinkan untuk mendaftar sebagai peserta. 

"Belum sempet mas, narik terus," ujarnya.

Ketika disinggung mengenai keberadaan koordinator lapangan, Amsori mengaku belum tahun mengenai hal itu dan jika korlap memintanya untuk mendaftar, ia siap untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

(Ariyanto/LPJA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017