Jakarta (ANTARA News) - Sekitar pukul 07.45 pagi, Tran Cong Tuen, seorang pemandu wisata dari Aloha Tour and Travel, sudah tiba untuk menjemput tamu di lobi sebuah hotel di kawasan kota tua Hoan Kiem, Hanoi, Vietnam pada akhir minggu lalu.

Tuen, pria bertubuh atletis dengan tinggi sekitar 160cm itu buru-buru menyampaikan permintaan maaf karena terlambat datang menjemput dari perjanjian sebelumnya pukul 07:30 waktu setempat karena situasi jalan yang macet.

"Mohon maaf karena tadi ada sedikit kemacetan di jalan. Anda adalah orang terakhir yang dijemput dan sekarang kita akan langsung menuju Halong Bay," kata Tuen saat menuju mobil berkapasitas 15 penumpang yang parkir di depan hotel.

Di dalam mobil, ternyata sudah ada 12 penumpang lainnya yang semuanya adalah turis berkulit putih yang berasal dari Jerman, Inggris, Argentina dan Swedia. Mereka siap untuk menempuh perjalanan selama tiga setengah jam menuju Halong Bay, salah satu tujuan wisata paling populer di Vietnam dan bahkan dunia.

Di sepanjang jalan, Tuen dengan bahasa Inggris yang lancar mencoba untuk memecah kesunyian karena para penumpang umumnya banyak berdiam diri, seperti larut dalam lamunan mereka masing-masing.

Secara perlahan, situasi kikuk mulai mencair dan terjadi dialog setelah Tuen mengajukan beberapa pertanyaan menyangkut sejarah dan cerita rakyat dibalik Halong Bay, serta komentar-komentar lain yang mengundang tawa.

"Perjalanan ke Halong Bay diperkirakan selama tiga setengah jam, tapi untuk kembali pulang ke Hanoi saya tidak bisa jamin dan hanya Tuhan yang tahu karena tergantung situasi lalu lintas," kata Tuen untuk memastikan kepada tamu bahwa situasi lalu lintas di Vietnam tidak bisa diperkirakan.

Di tengah perjalanan, penumpang diberi waktu istirahat selama 30 menit di sebuah tempat seperti "rest area". Di tempat tersebut, terdapat pertokoan yang menjual berbagai jenis cendera mata, mulai dari baju kaos, makanan kering, gantungan kunci dan alas kaki.

Perjalanan pun dilanjutkan kembali menyusuri jalan raya yang cukup lebar dan mulus. Suasana dan pemandangan menuju Hanoi tidak banyak berbeda dengan di Tanah Air dengan hamparan sawah, sapi yang bebas berkeliaran mencari makan, serta warung-warung warga di sepanjang jalan.

Sekitar pukul 11.30, rombongan pun memasuki pelabuhan Halong Bay dan langsung diarahkan menuju kapal kayu yang sudah disiapkan di dermaga.

Di atas kapal yang berkapasitas sekitar 50 penumpang tersebut, sudah disediakan makan siang dengan menu utama makan laut. Pengelola wisata juga menyediakan makanan khusus bagi vegetarian.

Meski seluruh hidangan yang ada di atas meja disediakan secara gratis karena bagian dari harga paket tur, ternyata air minum mineral dan jenis minuman lain dipungut bayaran.

Sayangnya tidak ada menu khusus berlabel halal, sehingga mereka yang beragama Islam harus hati-hati dengan makanan yang mengandung babi dan bertanya terlebih dulu kepada pemandu wisata sebelum menyantap makanan yang sudah dihidangkan.

Selesai santap siang, kapal kemudian berkeliling beberapa pulau-pulau karang yang menjulang di Teluk Halong sebelum singgah untuk menikmati Gua Hang Sung Sot (Suprising Cave).

Disebut "Suprising Cave" karena tidak ada yang mengira kalau gua tersebut ternyata sangat luas setelah memasuki lorong sempit dan gelap.

Berdasarkan cerita, beberapa turis Prancis yang untuk pertama kali memasuki gua tersebut pada 1938 terkagum-kagum melihat luas gua yang mencapai 10.000 meter persegi. Tidak mengira dengan besarnya gua tersebut, mereka pun berteriak "Grotto des Surprises", yang kurang lebih lebih berarti gua yang menakjubkan.

Titik terakhir yang dikunjungi adalah Pulau Ti Top, di mana pengunjung boleh memilih untuk berenang di pantai atau naik ke puncak bukit dengan 400 anak tangga untuk melihat seluruh kawasan Ha Long Bay.


Tempat Favorit

Ha Long yang dalam bahasa menurut Bahasa Vietnam berarti naga yang turun ke bumi, merupakan tempat wisata yang paling diandalkan untuk meraup pemasukan dari turis asing. Sejak 1994, teluk seluas 1.500 km persegi dan bertabur sekitar 2.000 pulau batu karang tersebut, ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia.

Karena begitu populernya Halong Bay, ada anggapan bahwa berkunjung ke Vietnam belumlah lengkap bila belum sempat menginjakkan kaki di teluk yang berlokasi sekitar 170 km dari Ibu Kota Hanoi tersebut.

Yang menarik dari Halong Bay adalah pemandangan alamnya, yaitu berupa hamparan sekitar 2.000 pulau kecil berupa batu karang tinggi menjulang yang tersebar seluas 1.500 km persegi di Teluk Tonkin.

Menurut cerita legenda, ketika Vietnam sedang membangun sebuah negara, mereka harus berperang dengan kaum penjajah. Untuk membantu Vietnam mempertahankan negara, dewa pun mengirim sekawanan naga sebagai pelindung.

Keluarga naga tersebut memuntahkan batu permata dan giok yang kemudian menjelma menjadi pulau-pulau kecil yang saling tersambung membentuk dinding raksasa untuk melindungi diri dari serbuan pasukan asing.

Secara ajaib, batu-batu tersebut menghantam dan berhasil menghancurkan kapal musuh. Setelah memenangi pertempuran, naga-naga tersebut ternyata sangat terkesan dengan keindahan alam di Bumi dan memutuskan untuk menetap selamanya di sana.

Keindahan alam di Halong Bay berhasil dikemas dengan sangat baik dan profesional oleh para pengelola wisata di Vietnam.

Di Hanoi, banyak ditemui biro perjalanan yang menawarkan paket tur Halong Bay dalam berbagai kategori dan harga, mulai dari paket satu hari dengan harga dari 30-an dolar AS sampai 175 dolar AS, sampai paket bermalam paling murah dari 80-an dolar AS sampai paket mewah seharga 690 dolar AS.

"Saya sarankan ambil paket dengan harga menengah karena kalau ambil paket murah nanti pelayanannya tidak bagus, seperti kapal yang jelek dan makanan yang tidak memuaskan," kata Tu Giac Mach, pegawai hotel yang bekerja sama dengan sebuah biro perjalanan.

Kondisi dan keindahan alam Halong Bay mirip dengan Kepulauan Wayag di Kebupaten Raja Ampat, Papua Barat, yang membedakan adalah Raja Ampat hanya terdiri dari gugusan beberapa pulau yang terkonsentrasi di satu kawasan, sementara Halong Bay adalah hamparan kawasan seluas 1.500 km persegi dengan 2.000 pulau.

Kelebihan pariwisata Halong Bay adalah pengelolaan yang lebih profesional, dengan tenaga pemandu yang tangkas dan lancar berbahasa Inggris. Di pelabuhan Halong Bay, tempat para turis mengawali perjalanan menikmati keindahan alamnya, tidak ditemui calo-calo penawarkan jasa atau pedagang suvenir yang selau menguntit dan memaksa.

(T.A032/T007)

Oleh Atman Ahdiat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017