Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani berkomitmen untuk terus menjaga inflasi sepanjang 2017 sesuai keinginan pemerintah agar tidak menggerus daya beli masyarakat.

"Kita tetap menjaga inflasi sesuai keinginan untuk tidak terlalu jauh dari 2016. Ini adalah salah satu tantangan yang harus kami terus jaga supaya tidak menggerus daya beli masyarakat," kata Sri Mulyani di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa.

Menkeu menilai inflasi April 2017 sebesar 0,09 persen masih sesuai dengan keinginan pemerintah.

Selain itu, Sri Mulyani juga mengatakan deflasi yang berasal dari bahan makanan, terutama pangan, di satu sisi baik untuk masyarakat perkotaan karena menunjukkan harga stabil.

"Kita juga harus waspada kalau dari sisi kesenjangan, karena masyarakat petani terutama yang mendapat harga menjadi sangat rendah juga perlu untuk dijaga daya belinya," kata dia.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan inflasi April 2017 sebesar 0,09 persen masih dalam rentang kendali yang diharapkan oleh pemerintah.

"Jadi ya cukup baiklah inflasi bulan April," kata Darmin.

Ia menyebutkan penyumbang inflasi April 2017 terutama ada pada bidang-bidang di luar pangan, seperti listrik, air minum, dan angkutan. "Inflasinya ada pada bidang-bidang di luar pangan. Pangan kita masih minus," ucap Darmin.

Dalam acara pengumuman inflasi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto juga memastikan penyesuaian tarif listrik untuk rumah tangga 900 VA nonsubsidi menjadi penyumbang utama tingkat inflasi pada April 2017 sebesar 0,09 persen.

"Penyesuaian tarif listrik ini dampaknya lebih besar dibandingkan Maret. Terutama bagi pascabayar, yang rata-rata membayar lebih tinggi," kata Suhariyanto.

Ia menjelaskan penyesuaian tarif listrik tersebut memberikan kontribusi besar kepada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang tercatat mengalami inflasi pada April sebesar 0,93 persen.

Kelompok pengeluaran lain yang menyumbang inflasi adalah kelompok sandang yang tercatat inflasi 0,49 persen serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami inflasi 0,27 persen.

Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau ikut mengalami inflasi 0,12 persen, diikuti kelompok kesehatan 0,08 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,03 persen.

Namun, kelompok bahan makanan mengalami deflasi pada April sebesar 1,13 persen, sehingga menekan pergerakan inflasi, karena turunnya harga komoditas pangan seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, beras, daging sapi, ikan segar dan telur ayam ras.

Dengan inflasi April tercatat 0,09 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-April 2017 telah mencapai 1,28 persen dan inflasi secara tahunan (year on year) sebesar 4,17 persen.

Sebelumnya, BPS mencatat terjadi deflasi Maret 2017 sebesar 0,02 persen, karena turunnya berbagai harga pangan di kelompok bahan makanan.

Pemerintah dalam APBN 2017 menetapkan laju asumsi inflasi sebesar empat persen, atau sama dengan proyeksi Bank Indonesia sebesar empat persen plus-minus satu persen, karena adanya kenaikan sejumlah tarif dari sisi harga diatur pemerintah.

(T.R031/I007)

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017