Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan timpalannya dari Rusia Vladimir Putin membahas krisis Suriah, perang melawan terorisme di Timur Tengah, dan "situasi sangat berbahaya di Semenanjung Korea" dalam perbincangan telepon mereka menurut pernyataan Gedung Putih, Selasa (2/5).

"Pembicaraannya sangat baik, dan mencakup diskusi mengenai zona aman, atau peredaan konflik, untuk mencapai perdamaian abadi bagi kemanusiaan dan banyak hal lain," demikian pernyataan Gedung Putih yang dikutip kantor berita Xinhua.

Menurut pernyataan itu, keduanya juga berbicara mengenai kerja sama untuk memerangi terorisme di seluruh Timur Tengah dan rencana Amerika Serikat mengirim perwakilan ke perundingan gencatan senjata di Astana, Kazakhstan, pada 3-4 Mei.

Itu merupakan pembicaraan telepon pertama antara Trump dan Putin sejak  Washington dan Moscow bertengkar mengenai serangan Amerika Serikat ke pemerintah Suriah bulan lalu.

Pada 6 April, Trump memerintahkan serangan rudal ke pangkalan udara Suriah sebagai respons terhadap serangan yang diduga menggunakan senjata kimia di kota yang dikuasai pemberontak, Khan Sheikhoun.

Setelah serangan Amerika Serikat itu, TV pemerintah Suriah menyebut serangan itu sebagai "agresi" dan Rusia dan Suriah membantah tuduhan bahwa pemerintah Suriah melancarkan serangan menggunakan senjata kimia.

Pemerintah Rusia juga mengecam serangan Amerika Serikat ke pemerintah Suriah sebagai "agresi terhadap negara berdaulat dan pelanggaran hukum internasional".

Setelah kejadian itu, Trump mengatakan kepada para pewarta bulan lalu bahwa Amerika Serikat "sama sekali tidak bergaul dengan Rusia" dan hubungan antara kedua negara "mungkin dalam titik terendah sepanjang masa."


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017