Mataram (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Muhammad Zainul Majdi mengaku hingga saat ini belum memikirkan soal pencalonan menjadi wakil presiden meskipun banyak aspirasi dan desakan masyarakat yang menginkannya untuk maju pada Pilpres 2019.

"Bagi saya tugas di NTB cukup lama, masih ada satu tahun empat bulan sebagai gubernur. Jadi banyak yang masih di kerjakan," kata Zainul Majdi di kota Mataram, Rabu, saat di konfirmasi banyaknya aspirasi yang berkembang di masyarakat agar dirinya ikut tampil dalam pencalonan wakil presiden di Pilpres 2019.

Menurutnya, pelaksanaan tugas sebagai gubernur yang juga merupakan wakil pemerintah pusat di daerah tidak boleh terpecah-pecah, karena hanya fokus yang lain-lain (cawapres, red).

"Jadi saya harus fokus untuk menyelesaikan apa-apa yang belum terlaksana supaya bisa terlaksana. Karena gagasan berupa teori saja mulai terwujud. Yang lain-lain saya tidak pikirkan," tegasnya.

Walaupun sebagian aspirasi ini bukan aspirasi yang pertama dan tidak menyangkut dirinya secara pribadi Zainul Majdi menilai hal itu wajar dan sah-sah saja.

"Kan masyarakat kita setiap ada pemerintahan itu menyuarakan supaya ada putra NTB yang bisa wakili NTB di pusat. Biasanya ketika penyusunan kabinet masyarakat menyampaikan aspirasinya supaya ada keterwakilan NTB, menurut saya aspirasi ini (cawapres, red) juga seperti itu," jelasnya.

Artinya, tambah gubernur, harapan rakyat NTB agar putra-putra NTB bisa mendapat ruang untuk berkontribusi secara lebih luas memperoleh kesempatan bisa dimaklumi.

"Saya yakin aspirasi ini muncul karena masyarakat NTB, meyakini bahwa sesungguhnya di NTB itu sumber daya manusianya sudah semakin baik. Karena ide gagagasan inovasi dan aktor perubahan juga ada di NTB," tambahnya.

Namun demikian, ditegaskan Zainul Majdi atau akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) secara pribadi dan sebagai gubernur, ia menegaskan masih memiliki tugas, amanah dan cita-cita yang harus segera diselesaikan sesuai dengan kemampuannya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017