Pandeglang (ANTARA News) - Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan kebutuhan jagung di daerah itu mencapai 10.000 ton per hari.

"Kebutuhan jagung di Banten cukup tinggi, dan selama ini sebagian besar dipasok dari luar daerah," katanya di Serang, Banten, Rabu.

Untuk itu, pada 2017 pengembangan jagung lebih fokus dan ditargetkan selama tahun dilakukan penanam jagug seluas 150 ribu hektare.

Ia menjelaskan luas areal tanam jagung untuk Provinsi Banten yang sudah ada calon petani dan calon lahan (CPCL) mencapai 128.095 hektare.

Agus Tauchid berharap kepada Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) yang ada di Provinsi Banten harus dapat jemput bola untuk menampung hasil jagung dari para petani, setelaah program penanaman dilaksanakan.

Dengan GPMT jemput bola ke petani di Banten, jelas akan mengurangi ongkos produksi perusahaan karena tidak terlalu jauh.

Selain itu, kata dia, ada perusahaan yang menampung jagung hasil panen petani juga akan mendorong animo petani mengembangkan tanaman itu.

"Kalau ada yang menampung dengan harga yang sesuai, maka petani juga akan semangat menanam jagung dan berarti perusahaan makanan ternak mendapat pasokan cukup dari petani setempat," ujarnya.

Mengenai penanaman, menurut dia, dilaksanakan secara bertahap di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Banten dan diharapkan pada akhir tahun semuanya bisa direalisasikan.

Penanaman tanaman jagung dilaksanakan oleh para petani dan mendapat dukungan dari Kementerian Pertanian. Pihak kementerian memberikan bantuan benih dan pupuk bagi para petani.

(T.S031/S027)

Pewarta: Sambas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017