Di kemudian hari, apabila pasar terhadap investasi infastruktur sudah terbentuk, maka sudah tidak perlu didorong oleh pemerintah lagi. Kami optimistis sekali supply and demand dalam investasi infrastruktur nantinya akan terbentuk dan menjadi besar."
Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) optimistis pasar investasi infrastruktur domestik akan terbentuk dan membantuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, melalui program Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) yang ditujukan untuk meningkatkan keterlibatan badan usaha/sektor swasta dalam pembangunan, pasar investasi infrastruktur akan terbentuk.

"Di kemudian hari, apabila pasar terhadap investasi infastruktur sudah terbentuk, maka sudah tidak perlu didorong oleh pemerintah lagi. Kami optimistis sekali supply and demand dalam investasi infrastruktur nantinya akan terbentuk dan menjadi besar," ujar Bambang di Jakarta, Kamis.

Bambang sendiri meyakini PINA juga dapat membantu mengakselerasi pembangunan nasional, bukan hanya untuk saat ini saja, tetapi bisa terus berkelanjutan ke depannya.

Bappenas menargetkan di dalam PINA tersebut bukan hanya semata-mata memberikan suntikan dana-dana swasta kepada proyek-proyek infrastruktur nasional, tetapi jauh ke depan untuk menciptakan supply and demand untuk investasi ekuitas di bidang infrastruktur yang pada akhirnya bisa menaikkan daya ungkit ekonomi.

Program PINA sendiri didesain untuk mengisi kekurangan pendanaan proyek-proyek infrastruktur prioritas yang layak secara komersial, namun belum memiliki kecukupan pembiayaan terutama kecukupan modal.

Selama ini permodalan BUMN ditopang dan sangat tergantung oleh APBN melalui Penanaman Modal Negara (PMN). Ruang fiskal atau APBN saat ini semakin terbatas sehingga dibutuhkan sumber-sumber non APBN dengan memanfaatkan dana kelolaan jangka panjang seperti pada dana-dana pensiun dan asuransi baik dari dalam maupun luar negeri.

Skema pembiayaan PINA terhadap proyek infrastruktur dapat masuk di berbagai tahapan proyek, baik ketika proyek tersebut masih greenfield (proyek baru), sudah dalam tahap brownfield (sudah berjalan), maupun ketika sudah beroperasi. Instrumen-instrumen yangdapat diutamakan antara lain direct equity, perpetuity bond, maupun Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).

Untuk saat ini Pemerintah menugaskan PINA Center untuk memfasilitasi proyek-proyek di sektor Jalan Tol, Bandar Udara, dan Pembangkit Listrik dengan nilai aset mencapai Rp115,4 Triliun.

Proyek PINA yang pertama telah berhasil memfasilitasi pembangunan 15 ruas jalan tol dengan total aset mencapai Rp70 Triliun. Pemerintah berhasil mempertemukan investor dari PT Taspen yang memasukkan investasi ekuitas langsung sebesar Rp2 Triliun dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI)( yang juga memasukkan investasi ekuitas langsung sebesar Rp1,5 Triliun ke dalam proyek yang dikelola oleh PT Waskita Toll Road.


Baca juga: (Menteri PPN: "underwriter" berperan penting bangun infrastruktur)

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017