Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan I-2017 tumbuh 5,01 persen (yoy), lebih baik ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.

"Pertumbuhan ini lebih tinggi dari triwulan IV-2016 dan triwulan I-2016, jadi mudah-mudahan ke depan pertumbuhan bisa meningkat lebih tinggi lagi," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Jumat.

Menurut data di laman resmi Bank Indonesia pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2016 tercatat 4,92 persen (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya (5,04 persen) namun lebih tinggi ketimbang kurun yang sama tahun sebelumnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pada 27 April menyatakan yakin ekonomi Indonesia sepanjang triwulan pertama tahun 2017 bisa tumbuh mendekati 5,1 persen (tahun ke tahun).

Stimulus tambahan bagi pergerakan ekonomi awal tahun ini, menurut dia, antara lain perbaikan kinerja ekspor, di antaranya dengan kenaikan harga komoditas minyak sawit mentah dan karet.

Ia yakin kenaikan harga minyak sawit mentah bisa menggenjot pendapatan dan konsumsi masyarakat, khususnya di daerah penghasil komoditas seperti Kalimantan dan Sumatera.

"Kuartal I berapa? Kalau BI bilang 4,99 persen pertumbuhannya. Rasanya bisa dekati 5,1 persen," katanya dalam peluncuran Buku Laporan Perekonomian Indonesia.

Selain itu, kata Darmin, faktor siklus musim panen yang sudah bergeser ke triwulan I pada tahun ini dari triwulan II pada tahun lalu akan turut mendongkrak pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).

"Faktor-faktor seperti itu, kenaikan harga sawit dan juga pergeseran musim panen kerap tidak masuk model perhitungan," ujarnya.


Baca juga: (Luhut: dunia apresiasi ekonomi Indonesia)

Baca juga: (Misbakhun: Presiden Jokowi benar soal pertumbuhan ekonomi)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017