Beijing (ANTARA News) - China mempublikasikan salinan Alquran tulisan tangan tertua edisi reproduksi, lapor kantor berita Xinhua, Sabtu.

Kitab suci yang disalin dari tulisan tangan asli tersusun dari 870 halaman dengan berat 12,5 kilogram itu dipublikasikan oleh Ethnic Publishing House.

Namun kitab suci Islam itu hanya untuk tujuan penelitian sehingga masyarakat tidak bisa membelinya.

Bentuk aslinya ditulis dari masa abad ke-11 sebagaimana hasil riset para peneliti dari Universitas Peking.

Nenek moyang Salar, salah satu suku minoritas di China, meninggalkan Asia Tengah ratusan tahun lalu dengan membawa Alquran tulisan tangan dan pada akhirnya menetap di kawasan Sungai Kuning.

Alquran tulisan tangan yang asli ditempatkan di museum wilayah otonomi Salar Xunhua di barat laut Provinsi Qinghai yang dihuni lebih dari 100 ribu jiwa warga suku Salar.

Alquran tulisan tangan tertua ini menjadi bukti nyata sejarah 800 tahun kehidupan kelompok minoritas etnis Salar yang menganut agama Islam.

"Edisi fotokopi ini bisa menjadi contoh yang bagus untuk melestarikan kitab suci nenek moyang yang sangat berharga di China," kata Deputi Direktur Lembaga Etnik dan Agama Provinsi Qinghai, Ma Wenbiao.

Nenek moyang suku Salar yang merupakan bangsa Samarkand (bekas wilayah Uni Soviet) mendiami wilayah Dunhua pada masa Dinasti Yuan (1271-1368).

Awalnya mereka menggunakan bahasa Altaik, cabang bahasa Turki, sebagai bahasa ibu. Setelah sering berkomunikasi dengan suku Han, suku Hui, dan Tibet, beberapa kata yang diucapkan suku Salar dipengaruhi oleh bahasa Mandarin dan bahasa Tibet.

Saat ini beberapa anak muda suku Salar sudah bisa bahasa Mandarin.

Semua penduduk suku Salar beragama Islam yang taat pada kitab suci, rajin beribadah dan berziarah. Mayoritas suku ini bercocok tanam.


Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017