Jakarta (ANTARA News) - Presiden Amerikan Serikat Donald Trump berang karena iklan politiknya ditolak oleh berbagai stasiun televisi arus utama negeri itu.

Kampanye Trump untuk kepresidenan 2020 itu ditentang media massa arus utama karena pada iklan video berdurasi 30 detik itu terdapat banner "Fake News" atau "Berita Palsu" dengan keterangan foto-foto para pembacara televisi terkenal.

Pihak Trump segera mengecam tindakan CNN, ABC, NBC dan CBS yang menolak mengudarakan klip iklan bertitel "First 100 Days"  (100 Hari Pertama) itu.

"Sudah jelas media arus utama adalah pembela Amandemen Pertama ketika menyangkut pandangan politik mereka," serang Lara Trump, menantu Presiden Trump yang juga konsultan kampanye.

Stasiun-stasiun televisi arus utama AS itu sendiri menyatakan bersedia menayangkan iklan itu, tetapi banner "fake news" dalam iklan itu dihilangkan dulu.

"Sesuai dengan kebijakan kami, kami sepakat menerim iklan itu jika grafis tidak akurat yang merujuk para wartawan sebagai 'berita palsu', dikoreksi," kata juru bicara NBCUniversal.

Sedangkan CNN menyatakan, "CNN meminta pengiklan menghilangkan grafis bohong yang menyatakan media arus utama 'berita palsu'. Media arus utama bukan berita palsu sehingga iklan itu bohong. Berdasarkan kebijakan kami, iklan itu akan diterima jika grafis itu dihapus. Itu faktanya."

ABC bahkan menyebut klip iklan "100 Days" itu menyalahi ketentuan televisi itu. "Kami menolak iklan itu karena tidak sesuai dengan pedoman kami," kata juru bicara ABC seperti dikutip Hollywood Reporter.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017