Semarang, Jawa Tengah (ANTARA News) - NYD (37), muncikari prostitusi online di Kota Semarang yang ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah biasa "menjajakan" mahasiswi hingga ibu rumah tangga.

"Ada berbagai profesi, mahasiswa sampai ibu rumah tangga atau janda," aku NYD usai diperiksa di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah, Selasa.

Dia juga mengungkapkan tarifnya berbeda-beda, dari paling mahal untuk mahasiswi antara Rp1,5 juta hingga Rp2 juta untuk satu kali berkencan, sedangkan ibu rumah tangga atau janda punya tarif Rp500 ribu.

Dari tarif itu, NYD mengutip sebagian sebagai upah jasa muncikari.

NYD mengaku tidak merekrut secara khusus perempuan-perempuan yang diperdagangkannya. "Mereka yang datang sendiri," aku dia lagi.

Rata-rata, lanjut dia, para wanita yang terjerumus di dunia prostitusi itu berlatar belakang ekonomi dan karena alasan gaya hidup.

"Ada ibu rumah tangga yang mengaku mencari uang tambahan, kalau yang mahasiswi biasanya untuk mengikuti gaya hidup," tambah NYD.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Lukas Akbar Abriari mengatakan, NYD (37) ditangkap bersama saat bersama anak asuhnya di sebuah hotel berbintang di Jalan Diponegoro, Kota Semarang.

"Ditangkap di salah satu kamar ketika sedang menunggu pelanggan yang memesan," kata Lukas.

Menurut Lukas, NYD menjajakan prostitusi online itu melalui jejaring sosial Twitter.


Baca juga: (Polisi ringkus mucikari prostitusi "online")

Baca juga: (Polisi Jaksel tangkap penjaja wanita melalui Facebook)

Pewarta: I.C.Senjaya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017