Berdasarkan kalkulasi kami selama satu tahun terakhir, konsumen Spotify Indonesia menghabiskan 11 miliar menit atau rata-rata tiga jam per hari mendengarkan musik melalui Spotify."
Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan penyedia layanan musik streaming, podcast, dan video komersial asal Swedia, Spotify, menyatakan Indonesia merupakan pasar kedua terbesar di Asia, setelah Filipina.

"Indonesia adalah pasar dengan pertumbuhan tercepat di Asia yang juga merupakan pasar terbesar kedua kami setelah Filipina. Tetapi kami telah beroperasi di Filipina selama tiga tahun sementara Indonesia baru satu tahun, jadi saya rasa ini hanya soal waktu (sampai Indonesia menduduki peringkat pertama)," kata Managing Director Spotify Asia Sunita Kaur kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

Sunita, yang berbincang dengan beberapa wartawan untuk memperingati satu tahun Spotify berjalan di Indonesia, juga didampingi oleh Duta Besar Swedia untuk Indonesia Johanna Brismar Skoog.

Kemajuan bisnis Spotify di Tanah Air disebutnya menggembirakan diukur dari lamanya waktu yang digunakan konsumennya di Indonesia untuk mendengarkan musik melalui layanan streaming tersebut.

"Berdasarkan kalkulasi kami selama satu tahun terakhir, konsumen Spotify Indonesia menghabiskan 11 miliar menit atau rata-rata tiga jam per hari mendengarkan musik melalui Spotify," tutur Sunita.

Menurut dia, perkembangan Spotify akan berpengaruh positif terhadap industri musik Tanah Air dengan semakin banyak pendapatan yang diterima oleh musisi, produser, dan pegiat musik lainnya.

Selain itu, sejak awal didirikan oleh Daniel Ek pada 2006, perusahaan layanan musik streaming tersebut bertujuan untuk memerangi praktik pembajakan karya seni musik yang sangat merugikan para musisi dan pelaku industri.

Untuk semakin memperkuat bisnisnya di Indonesia, Sunita beserta timnya telah mempelajari beberapa genre musik yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia antara lain pop, indie pop, electronic dance music (EDM), dance, serta dangdut.

"Fakta ini membuat kami sangat gembira karena minat yang besar terhadap musik dangdut tidak hanya menunjukkan pengguna Spotify di Indonesia merayakan keunikan budayanya, tetapi juga memberi kami kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang jenis musik ini. Bisa jadi dangdut adalah lagu kebangsaan dari Indonesia yang akan kami bawa ke belahan dunia lainnya," tutur perempuan asal India itu.

Selain itu, Spotify juga terus berkreasi dengan menyusun daftar lagu (playlist) yang paling populer dan banyak diikuti oleh puluhan ribu pengguna di Indonesia seperti "Kopikustik", "Generasi Galau", "Nostalgia 90", "Lebih Produktif", serta "Mager Parah".

"Ini adalah tren yang sangat menarik dipelajari. Kami memilih kata kunci galau atau kopi kemudian membuat playlist Spotify berdasarkan playlist yang sebelumnya sudah disusun oleh pengguna kami, dan cara ini sangat efektif," ujar Sunita.

Setelah bekerjasama dengan penyanyi Tulus dan Raisa pada awal peluncurannya di Indonesia tahun lalu, kini Spotify akan bekerjasama dengan artis pendatang baru yang dinilai akan mencuri perhatian penikmat musik Tanah Air diantaranya Soundwave dan Gloria Jessica.

Sebelumnya, penyedia layanan musik streaming, podcast, dan video komersial itu telah membantu melambungkan nama musisi-musisi internasional seperti Lorde, Foster the People, Bastille, serta Macklemore & Ryan Lewis.



Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017