Seoul (ANTARA News) - Presiden baru Korea Selatan Moon Jae-in pada Jumat menarik buku teks sejarah keluaran pemerintahan pendahulunya, menyatakan buku itu mewakili pandangan yang "sudah usang dan sepihak" tentang masa lalu menurut kantornya.

Pemerintahan Park Geun-Hye memperkenalkan buku teks sejarah negara untuk sekolah menengah dan atas, dengan alasan buku yang sudah ada mencerminkan ideologi mengarah ke kiri dan pro-Korea Utara.

Pemerintahan konservatif Park mulai memublikasikan buku teks baru itu tahun ini meski mendapat tentangan dari para kritikus liberal, yang menganggapnya sebagai upaya untuk memuliakan kediktatoran Park Chung-Hee, mendiang ayah Park Geun Hye.

"Sebagai upaya untuk menormalisasi pendidikan sejarah, Presiden memerintahkan peniadaan buku teks susunan pemerintah," kata juru bicara kepresidenan Yoon Young-Chan, menambahkan bahwa buka itu "melambangkan pendidikan sejarah yang ketinggalan jaman dan sepihak dan ditujukan untuk memecah belah rakyat."

Moon yakin "pendidikan sejarah tidak lagi digunakan untuk tujuan politik," kata Yoon sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Pemerintah sebelumnya awalnya berencana membuat buku teks susunan negara itu sebagai satu-satunya pilihan yang ada bagi pendidik, tetapi kemudian sekolah dapat memilih antara buku tersebut dan buku teks yang disetujui dari penerbit komersial.

(Baca juga: Presiden baru Korea Selatan bersedia kunjungi Korea Utara)
 

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017