Jakarta (ANTARA News) - Film "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" karya Mouly Surya akan tayang perdana di Directors' Fortnight dalam Festival Film Cannes pada 24 Mei 2017.

"Marlina" adalah film Indonesia pertama yang lolos seleksi di rangkaian Festival Film Cannes selama 12 tahun terakhir, setelah "Tjoet Nja' Dhien (1988, Semaine de la Critique), "Daun di Atas Bantal (1998, Un Certain Regard) dan "Serambi (2006, Un Certain Regard).

"Saya excited akhirnya film ini jadi, setelah dikerjakan selama tiga tahun," kata Mouly dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

"Satu perjalanan sudah selesai dalam pembuatan film, sekarang perjalanan baru dimulai. Semoga Marlina bisa ditonton lebih banyak orang," katanya.

Directors' Fortnight yang diselenggarakan pada Festival Film Cannes oleh Asosiasi Sutradara Film Prancis sejak 1969 telah menemukan dan mengorbitkan banyak sutradara besar seperti Werner Herzog, George Lucas, Martin Scorsese, Jim Jarmush, Michael Haneke, Spike Lee dan Sofia Coppola.



Film ini ditulis oleh Mouly Surya dan Rama Adi berdasarkan ide cerita Garin Nugroho.

Garin pertama kali menyodorkan ide cerita pada akhir 2014. Awalnya ide itu diberi judul "Cerita Perempuan", kemudian ia menawarkan pada Mouly untuk mengembangkannya jadi sebuah film. Mouly diberi kebebasan untuk meraciknya jadi film layar lebar.

"Kata mas Garin dia tidak bisa membayangkan seperti apa jadinya kalau cerita dikembangkan oleh Mouly," kata produser Rama Adi.

Inti cerita "Marlina" berkutat pada kekuatan kaum hawa, menurut Mouly itulah mengapa Garin ingin idenya dieksekusi seorang perempuan.

"Marlina" bercerita tentang seorang janda asal Sumba (Marsha Timothy) yang memenggal kepala seorang lelaki dan membawa kepalanya ke mana pun setelah lelaki itu dan teman-temannya merampok dan melecehkan dirinya.

Rama mengungkapkan "Marlina" merupakan dramatisasi suatu kejadian yang pernah terjadi menurut pengakuan Garin.

Distribusi "Marlina" untuk Eropa saat ini sedang diurus. sementara di Indonesia rencananya film ini akan tayang pada akhir 2017.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017