Paris (ANTARA News) - Serangan cyber global yang belum pernah terjadi memengaruhi “lebih dari 75.000 korban” di puluhan negara, ungkap polisi Prancis dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (13/05), sehari setelah ransomware menyerang bank-bank Rusia, rumah sakit Inggris dan pabrik mobil Eropa.

“Ini angka sementara dari jumlah komputer yang terinfeksi dan dapat melonjak tajam dalam beberapa hari ke depan,” kata Valerie Maldonado, wakil kepala Kantor Antikejahatan Cyber Kepolisian Prancis kepada AFP.

Europol menggambarkan serangan cyber pada Jumat sebagai “belum pernah terjadi.”

Serangan tersebut menggunakan ransomware, yang mengunci file pengguna kecuali jika mereka membayar sejumlah uang kepada para penyerang dalam bentuk mata uang yang sudah ditetapkan, Bitcoin.

Gambar yang muncul di layar korban menuntut pembayaran sebesar 300 dolar AS (sekitar Rp3,99 juta) dalam bentuk Bitcoin, dengan mengatakan: “Ooops, data Anda telah dienkripsi!”

Polisi Prancis menyebut modus serangan online tersebut “sangat berbahaya.”

“Begitu komputer pertama terinfeksi, virus menyebar ke seluruh jaringan yang terhubung dengannya, melumpuhkan semua komputer yang seluruh datanya dienkripsinya," AFP.

(Baca juga: Sistem layanan kesehatan Inggris telah pulih dari serangan siber)

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017