Beijing (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dalam pidatonya saat diskusi meja bundar KTT Belt and Road Forum for International Cooperation mengatakan negara-negara di Asia Tenggara akan berkontribusi secara signifikan bagi terwujudnya prakarsa Jalur Sutra baru.

"Kebetulan, salah satu kerangka strategis dalam visi dan misi pemerintahan saya adalah wacana Indonesia sebagai poros maritim dunia," kata Presiden dalam diskusi yang diselenggarakan di Yangqi Lake International Conference Center (ICC), Beijing pada Senin.

Menurut Jokowi, Indonesia sebagai zona ekonomi maritim terbesar di dunia yang terletak di antara Samudera India dan Samudera Pasifik memiliki peran yang penting dan strategis.

Dalam paparannya di tengah 28 kepala negara/pemerintahan dan pemimpin organisasi internasional, Presiden menjelaskan kondisi terkini mengenai upaya pemerintah untuk mewujudkan visi poros maritim dunia.

Presiden juga memperkenalkan bahwa Tanah Air memiliki kekayaan alam dan wisata yang indah terhampar dari Provinsi Aceh hingga Papua.

"Jarak dari bagian paling barat kepulauan Indonesia sampai ke bagian paling timur adalah sama dengan jarak dari London ke Dubai atau dari Los Angeles ke New York. Kepulauan dan perairan Indonesia yang demikian besar juga penuh dengan kekayaan alam dan kekayaan wisata," ucap Jokowi dalam keterangan dari Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Bey Machmudin.

Potensi yang dimiliki Indonesia, menurut Kepala Negara, belum dapat dimanfaatkan dengan baik karena sebagian besar wilayah di Indonesia yang terdiri atas kepulauan tidak terkoneksi dengan baik dengan infrastruktur yang tidak memadai.

Jokowi mengatakan upaya pemerintahannya untuk memperbaiki kondisi infrastruktur transportasi yaitu dengan memangkas subsidi bahan bakar minyak lebih dari 80% untuk dialokasikan bagi pembangunan infrastruktur.

"Maka lahirlah program pengembangan infrastruktur terbesar dalam sejarah Indonesia," tambah Presiden.


Baca juga: (Jokowi melawat ke China, pelajari konsep ekonomi OBOR)

Baca juga: (Presiden Jokowi senang China perhatikan WNI Muslim)


Potensi Investasi

Dalam kurun waktu dua tahun pembangunan pemerataan infrastruktur, saat ini hasilnya sudah mulai dirasakan oleh masyarakat.

Presiden mencontohkan daerah-daerah yang berkembang pesat oleh karena pembangunan infrastruktur tersebut yaitu Provinsi Sumatra Utara dan Sulawesi Utara.

"Sumatera Utara, bagian paling barat dari Kepulauan Indonesia sekaligus gerbang masuk ke Selat Malaka, sekarang berkembang pesat sebagai pusat pengolahan minyak kelapa sawit dan industri oleochemical. Di lokasi ini pula, terdapat Danau Toba, sebuah danau di pegunungan, di mana jumlah wisatawan sekarang bertumbuh pesat," kata Presiden.

Sementara itu, di Sulawesi Utara, bagian paling utara dari Kepulauan Indonesia yang berbatasan langsung dengan bagian paling selatan Kepulauan Filipina, kini tumbuh sebagai destinasi baru bagi para wisatawan lokal dan mancanegara.

Presiden Jokowi bersama Presiden Duterte beberapa waktu lalu bahkan telah meresmikan jalur pelayaran dari Davao dan General Santos di Filipina Selatan menuju Sulawesi Utara.

"Sejak tahun lalu beberapa maskapai penerbangan Indonesia membuka rute langsung dari daratan Tiongkok ke Sulawesi Utara. Jumlah wisatawan Tiongkok ke Sulawesi Utara pun melonjak, dari 12 ribu per tahun menjadi 12 ribu per bulan," kata Jokowi.

Mengikuti keberhasilan tersebut, semakin banyak maskapai penerbangan yang menyatakan minatnya untuk membuka jalur penerbangan menuju Sumatra Utara dan Sulawesi Utara. Kedua provinsi tersebut kini juga menjadi peluang investasi baru bagi para investor.

"Maka kami ingin mengundang Bapak/Ibu sekalian untuk juga menghubungkan jasa-jasa pelayaran dan rute-rute penerbangan pada dua gerbang di bagian barat dan utara Indonesia ini. Saya percaya yang dibutuhkan di dunia saat ini adalah proyek-proyek yang konkret," tambah Jokowi.

Kepala Negara meyakini bahwa visi kerja sama dan konektivitas antara negara-negara dalam Prakarsa Belt and Road Forum akan dapat terwujud.

Jokowi juga mengajak para kepala negara untuk bersama-sama memperlihatkan kepada dunia mengenai pembangunan yang dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut.

"Sebagaimana disampaikan Presiden Xi Jinping kemarin pagi, visi kita akan terbangun satu per satu. Ada pepatah Bahasa Inggris yang mengatakan Seeing is Believing, mari kita perlihatkan kepada dunia bahwa kita benar-benar membangun visi kita secara konkret," tutup Presiden.

Sementara itu, dalam pertemuan bilateral Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping, terdapat tiga kerja sama yang dilakukan antara Indonesia dengan RRT antara lain penandatanganan dokumen kerja sama pelaksanaan Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Tiongkok pada 2017-2021 oleh Menlu Retno bersama dengan Menlu RRT Wang Yi.

Kerja sama kedua yaitu penandatanganan dokumen Kerja Sama Ekonomi dan Teknik Tiongkok-Indonesia oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro dengan Menteri Perdagangan Tiongkok Zhong Shan.

Kemudian kerja sama ketiga yang ditandatangani yaitu fasilitasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung oleh Direktur Utama PT KCIC Hanggoro dengan Direktur Utama Bank Pembangunan Nasional Tiongkok Hu Huaibang dengan nilai komitmen kerja sama sebesar 4,498 miliar dolar AS.

Seluruh penandatanganan itu disaksikan oleh Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping di Gedung Great Hall of the People, Beijing pada Minggu (14/5).

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017