Palembang (ANTARA News) - Harga bawang putih di sejumlah pasar tradisional Kota Palembang Rp80.000/kg atau melambung dari harga normalnya di kisaran Rp36.000/kg.

Yohana (56), pedagang bumbu dapur di Pasar Perumnas Palembang, Senin, mengatakan bahwa kenaikan harga bawang putih ini terjadi sejak sepekan terakhir.

"Pergerakan sudah terasa sejak dua minggu ini, mulai naik jadi Rp60.000 per kg, kemudian Rp70.000 per kg, dan terakhir kemarin (15/5) jadi Rp80.000 per kg," kata Yohana.

Lantaran itu pula, omset pedagang ini dari penjualan bawang putih menjadi merosot hingga 50 persen karena masyarakat memutuskan untuk mengurangi konsumsi.

Rukmini (43) pedagang bumbu dapur lainnya di Pasar Cinde Palembang juga mengeluhkan hal serupa. Sejak kenaikan harga bawang putih ini membuat pendapatannya berkurang.

"Pembeli tentunya bertanya mengapa harga bawang putih naik. Tapi, saya sebagai pedagang mau jawab apa karena kami terima dari agen sudah tinggi," kata Rukmini, warga Talang Banten, Plaju ini.

Kenaikan harga bawang putih ini cukup mengejutkan apalagi saat pantauan Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina ke dua pasar tradisional, 12 April lalu masih stabil di harga Rp35.000/kg. Malahan Srie memastikan bahwa harga bumbu dapur bawang putih ini akan tetap stabil hingga Lebaran karena stok yang cukup.

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel Agus Yudiantoro tidak membantah bahwa harga bawang putih saat ini sedang melonjak.

Ia tidak menampik bahwa keadaan ini menimbulkan kekhawatiran mengingat terjadi menjelang Ramadhan.

"Saat ini sedang dilakukan penyelidikan mencari apa penyebabnya karena sejatinya permintaan biasa-biasa saja dan stok ada. Lantas mengapa harga naik ?," kata Agus.

Untuk itu pemprov akan bergerak cepat dengan mendatangi para distributor-distributor besar bawang putih karena menduga adanya "permainan" harga oleh mafia.

"Ini juga masih dugaan, kami masih menyelidikinya," ujar Agus.

Ketersediaan bawang putih di Indonesia hingga kini masih didominasi impor berasal dari dua negara, yakni Tiongkok dan India. Tiongkok memegang porsi mayoritas sebesar 99,25 persen, sementara India 0,65 persen.

Total impor bawang untuk periode Januari-Februari 2017 mencapai 60,9 ribu ton dengan nilai impor 70,5 juta dolar AS. Secara volume terjadi penurunan dari periode sama tahun sebelumnya, yakni 77,2 ribu ton atau sebanyak 21,13 persen. Namun, nilai impor justru naik sebanyak 22,06 persen atau dari 57,7 juta dolar AS.

(T.D019/B012)

Pewarta: Dolly Rosma
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017