Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) merasa optimistis lebih dari 30 perusahaan akan mencatatkan sahamnya melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO) pada tahun ini.

"Saya percaya jumlah emiten akan bertambah lebih dari 30 perusahaan. Saat ini sekitar 16 sampai 17 perusahaan sedang dalam proses IPO," kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan bahwa perusahaan yang sedang dalam proses IPO itu tidak termasuk BUMN ataupun anak usaha BUMN.

"Belum ada yang menyampaikan secara resmi dari BUMN maupun anak BUMN untuk IPO," katanya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan bahwa sejumlah anak usaha BUMN sedang menunggu hasil audit laporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan IPO di BEI.

"Sebagian besar yang IPO adalah anak usaha BUMN yang sahamnya sudah tercatat di BEI (Tbk.). Kita tunggu saja, nanti diumumkan emiten itu sendiri selaku pemegang saham," katanya.

Sepanjang 2017, terdapat tujuh perusahaan yang sahamnya telah resmi dicatatkan di BEI, yakni PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk., PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk., PT Sariguna Primatirta Tbk.

Selain itu, PT Sanurhasta Mitra Tbk., PT Forza Land Indonesia Tbk., PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk., dan PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk.

Secara terpisah, Direktur Utama Alfa Energi Investama Aris Munandar mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk melepas sebanyak 300 juta saham ke publik melalui mekanisme IPO.

Ia menambahkan bahwa perusahaan menawarkan harga saham IPO itu di kisaran Rp400,00 s.d. Rp500,00 per saham. Dengan demikian, Alfa Energi Investama dapat menghimpun dana sekitar Rp120 miliar s.d. Rp150 miliar.

Rencananya, lanjut dia, sekitar 30,5 persen penggunaan dana hasil IPO itu untuk pelunasan utang, sekitar 52,8 persen untuk modal kerja, dan sisanya untuk pembangunan infrastruktur area tambang, seperti menambah kapasitas pelabuhan.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017