Kabul (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kabul mengadakan pertemuan ulama-ulama se-Afghanistan pada 15 hingga 16 Mei untuk membangun persaudaraan, persatuan dan kesatuan, serta membangun kesadaran untuk menciptakan perdamaian.

Dalam pertemuan itu KBRI juga mengundang dua ulama dari Indonesia untuk berbagi wawasan mengenai Islam moderat.

"Ulama Indonesia sering kami undang untuk memberikan pengalaman mengenai Islam Indonesia yang moderat dan toleran," kata Duta Besar RI untuk Afghanistan Mayjen TNI (Purn) Arief Rachman di Kabul, Selasa.

KBRI mengundang 150 ulama yang terdiri dari 100 ulama laki-laki dan 50 ulama perempuan dari seluruh provinsi di Afghanistan, namun pada saat acara peserta yang datang melebihi 150 orang.

Menurut Arief hal itu dikarenakan mereka ingin belajar mengenai Islam di Indonesia yang umatnya dapat hidup damai dan berdampingan dengan agama dan beratus-ratus suku lainnya.

"Mereka ulama Indonesia, hanya berbagi pengalaman saja, tidak ada intervensi kepada mereka. Jika mereka merasa cocok mereka boleh mengadopsi konsep-konsep Islam di Indonesia," kata dia.

Pertemuan semacam ini rutin dilakukan setahun sekali, Indonesia juga sering mengundang ulama Afghanistan untuk belajar langsung ke Indonesia mengenai Islam yang toleran dan konsep Pancasila.

Dia mengatakan hal tersebut adalah salah satu cara Indonesia membantu mereka untuk mendorong perdamaian dengan menggunakan pendekatan kultur.

Indonesia sebagai bagian masyarakat dunia harus mengambil bagian untuk mewujudkan perdamaian di Aghanistan.

"Kami di sini selalu menyampaikan kepada mereka bahwa kita dan masyarakat Afghanistan bersaudara, begitu juga dengan negara lain," kata dia.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017