Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat sebesar menjadi Rp13.286, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.303 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah menguat seiring dengan sentimen domestik yang membaik sehingga mendorong aliran dana asing ke dalam negeri masih cukup besar," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta.

Ia menambahkan, data neraca perdagangan yang surplus, realisasi pendapatan pajak tinggi, serta inflasi yang terjaga juga memberi harapan pada fundamental ekonomi Indonesia sehingga menjaga fuluktuasi mata uang domestik.

Ia mengatakan, fokus pasar selanjutnya akan tertuju ke data ekspor-impor Indonesia yang sedianya dirilis pada awal pekan depan, yang diperkirakan juga masih mencatatkan hasil positif.

Kendati demikian, ia menuturkan, Ketua The Fed Janet Yellen yang hawkish terhadap kenaikan suku bunga AS pada Juni mendatang menyusul data ekonomi yang membaik dapat membatasi laju rupiah.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, harga minyak mentah dunia yang mulai mengalami kenaikan juga turut menjaga fluktuasi mata uang rupiah terhadap dolar AS.

Harga minyak jenis WTI Crude pada Selasa (16/5) pagi ini menguat 0,43 persen menjadi ke posisi 49,06 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,37 persen ke level 52,01 dolar AS per barel.

"Kami masih melihat adanya peluang untuk rupiah melanjutkan apresiasinya," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017