Saya senang dan terharu bisa meraih medali perak. Apalagi pada kejuaraan ini saya tampil tanpa target."
Jakarta (ANTARA News) - Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan multi event Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 di Azal Arena Weightlifting Academy Baku, Azerbaijan, Rabu.

Berdasarkan data yang diterima media dari Satlak Prima di Jakarta, lifter kelahiran Banda Aceh 12 Februari 1993 itu sukses mengangkat beban dengan total 230 kg yang terdiri dari 99 kg angkatan snatch dan 131 kg angkatan clean and jerk.

Di kelas ini, medali emas direbut oleh lifter asal Mesir yang juga peraih peringkat sempat Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Shaimaa Haridy dengan total angkatan 275 kg (snatch 120 kg, clean and jerk 155 kg) dan perunggu direbut lifter Tunisia, Marwa dengan total angkatan 221 kg (snatch 95 kg, clean and jerk 126 kg).

"Saya senang dan terharu bisa meraih medali perak. Apalagi pada kejuaraan ini saya tampil tanpa target," kata Nurul Akmal dalam keterangan tertulis yang diterima media.

Hasil yang diraih atlet yang moncer pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat jelas menjadi perhatian tersendiri bagi Satlak Prima yang saat ini sedang getol menyiapkan atlet Indonesia untuk turun di SEA Games 2017 maupun Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

Yang pantas dibanggakan lagi, prestasi yang diraih oleh Nurul Akmal ini merupakan medali pertama pada keikutsertaannya pada kejuaraan internasional yang juga untuk pertama kalinya. Hasil ini juga tidak lepas dari strategi yang dicanangkan oleh jajaran pelatih.

"Sukses ini bukan hanya memastikan Nurul meraih medali perak ISG, namun dia juga berhasil mengulang angkatan terbaiknya pada saat latihan," kata pelatih angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja.

Melihat kemampuan yang dimiliki oleh Nurul Akmal, Dirdja mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan PB PABBSI guna mengusulkan nama lifter asal Aceh ini ke Satlak Prima mengikuti pelatnas untuk persiapan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

"Nurul punya potensi dan pantas untuk berada dalam barisan lifter yang dipersiapkan untuk Asian Games 2018. Potensi untuk meraih medali bukan hanya pada lifter kelas bawah, tapi kelas atas juga. Nurul sudah membuktikannya," kata mantan lifter nasional itu.

Selama ini, Indonesia hanya mengandalkan lifter kelas rendah seperti 48 kg guna mendulang medali. Selama ini tumpuan Indonesia hanya pada Sri Wahyuni yang di ISG Azerbaijan mampu mempersembahkan emas untuk kontingen Indonesia.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017