Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia, Kamis, mempertahankan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" (7DRRR) pada 4,75 persen, untuk delapan kali berturut-turut sejak Oktober 2016, karena masih tingginya potensi kenaikan inflasi dan tekanan eksternal menjelang rencana kenaikan suku bunga The Federal Reserve pada Juni 2017.

Gubernur BI Agus Martowardojo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, mengatakan kebijakan moneter BI hingga tengah tahun ini masih bersifat "netral", dan mengedepankan stabilitas perekonomian demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Kami jaga stance moneter untuk menjaga sasaran inflasi. kami juga perkenankan kurs rupiah bisa fleksibel tapi tetap cerminkan fundamental ekonomi," ujar Agus usai Rapat Dewan Gubernur BI triwulan 17-18 Mei 2017.

Bank Sentral ingin "menjangkar" inflasi tahun ini di 3--5 persen secara tahunan (year on year/yoy), sementara inflasi pada April 2017 menunjukkan 4,17 persen (yoy).

Kedepan, kata Agus, BI mewaspadai tekanan inflasi karena masih berlanjutnya rencana pemerintah untuk menyesuaikan subsidi listrik mengingat reformasi subsidi di instrumen fiskal energi sedang berjalan.

Selain itu, Agus mengakui, tekanan inflasi juga kemungkinan datang dari komponen harga barang bergejolak (volatile food) karena pada akhir Mei 2017 tren konsumsi tinggi di Ramadhan kerap terjadi hingga periode Lebaran.

BI ingin menjaga inflasi "volatile food" di 4-5 persen sebagai kompensasi naiknya tekanan inflasi dari tarif yang diatur pemerintah (administered prices) karena penyesuaian subsidi listrik.

Untuk tekanan eksternal, otoritas moneter sedang mewaspadai rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve dan juga tekanan ekonomi karena dinamika geopolitik di Semenanjung Korea.

"Kami juga mengkaji terus bagaimana kebijakan fiskal dan perdagangan AS akan terus berpengaruh terhadap perekonomian dunia," ujar dia.

Namun, kata Agus, tekanan eksternal hingga sejauh ini tidak mengganggu kepercayaan investor. Arus modal asing yang masuk hingga 12 Mei 2017 mencapai Rp105 triliun atau lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp65 triliun.

Sejalan dengan tetapnya bunga acuan, BI juga mempertahankan bunga penyimpanan dana di BI (Deposit Facility) sebesae empat persen, dan bunga fasilitas penyediaan dana dari BI ke perbankan (Lending Facility) sebesar menjadi 5,5 persen.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017