Pontianak (ANTARA News) - Empat prajurit TNI-AD korban kecelakaan latihan PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (17/5), yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Kartika Husada Kodam XII/TPR hari ini terbangkan ke Jakarta.

"Keempat prajurit TNI-AD itu, tadi pagi sudah diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat sipil untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut," kata Kepala Penerangan Kodam XII/TPR, Kolonel (Inf) Tri Rana Subekti di Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan, keempat prajurit itu dirawat di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, dengan pertimbangan di rumah sakit peralatannya lebih lengkap.

"Dari informasi terakhir, kondisi keempat prajurit itu sudah membaik, namun mesti mendapatkan perawatan yang lebih intensif lagi sehingga dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto," kata Tri Rana.

Keempat prajurit Batalyon Arhannud I Kostrad itu tiba di rumah sakit Rumah Sakit Kartika Husada, Kodam XII/TPR di Pontianak sekitar pukul 19.00 WIB Rabu malam silam. "Alasan dievakuasi di sini (Kubu Raya) karena memang lokasinya berdekatan dengan tempat latihan," kata Tri.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen TNI Alfret Denny Teujeh membenarkan empat prajurit TNI AD meninggal dunia dan delapan prajurit luka-luka akibat kecelakaan saat latihan PPRC TNI di Natuna, Rabu lalu.

Ia mengatakan, insiden itu terjadi ketika salah satu pucuk Meriam Giant Bow dari Batalyon Arhanud 1/K yang sedang melakukan penembakan mengalami gangguan pada peralatan pembatas elevasi sehingga tidak dapat dikendalikan.

"Akibatnya, empat orang meninggal dunia dan delapan prajurit lainnya dari satuan Yon Arhanud I Kostrad mengalami luka-luka karena terkena tembakan. Saat ini para korban sedang dievakuasi ke rumah sakit terdekat," katanya.

Keempat personel yang meninggal adalah Danrai Kapten Arh Heru Bayu, Pratu Ibnu Hidayat, Pratu Marwan, dan Praka Edy. Sementara prajurit luka-luka adalah Pratu Bayu Agung, Serda Alpredo Siahaan, Prada Danar, Sertu B Stuaji, Serda Afril, Sertu Blego Switage, Pratu Ridai Dan Pratu Didi Hardianto.

Pewarta: Andilala
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017