Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin, setelah merampungkan kunjungan ke Riyadh untuk menghadiri KTT Arab Islam Amerika.

Langit cerah menyambut kedatangan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 yang membawa rombongan terbatas Presiden yang tiba kembali di Jakarta pada sekitar pukul 09.54 WIB, sebagaimana disampaikan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Tampak menyambut kedatangan Presiden dan Ibu Negara Iriana, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Plt. Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto.

Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara King Salman, Riyadh, Arab Saudi, Minggu 21 Mei 2017 pukul 19.35 waktu setempat atau pukul 23.35 WIB dan transit selama 50 menit di Banda Aceh.

Di Riyadh, Arab Saudi, Presiden menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab Islam Amerika yang diselenggarakan di King Abdulaziz Convention Center, Minggu 21 Mei 2017.

Di forum ini, Presiden menyampaikan pesan dan berbagi pengalaman kepada dunia Internasional dalam upaya Indonesia melawan radikalisme dan terorisme.

Indonesia meyakini pentingnya menyeimbangkan pendekatan kekuatan keras (hard power) dengan pendekatan kekuatan lemah (soft power).

"Untuk program deradikalisasi, misalnya, otoritas Indonesia melibatkan masyarakat, keluarga, termasuk keluarga mantan nara pidana terorisme yang sudah sadar dan organisasi masyarakat," kata Presiden, Minggu (21/5).


Baca juga: (Jokowi: hilangkan persepsi Islam musuh Amerika)


Selain itu, Presiden juga menyampaikan empat pemikirannya untuk mengatasi radikalisme dan terorisme.

Pertama, umat Islam se-dunia harus bersatu bersatu untuk meningkatkan kerukunan (ukhuwah Islamiyah).

"Persatuan umat Islam merupakan kunci untuk keberhasilan memberantas terorisme. Janganlah energi kita habis untuk saling bermusuhan," ujar Presiden.

Kedua, kerja sama pemberantasan radikalisme dan terorisme harus ditingkatkan.

Ketiga, upaya menyelesaikan akar masalah harus ditingkatkan, ketimpangan dan ketidakadilan harus diakhiri dengan upaya pemberdayaan ekonomi yang inklusif harus diperkuat.

Keempat, Presiden mengharapkan setiap dari kita harus berani menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah dari upaya pemberantasan terorisme.

"Setiap dari kita harus dapat menjadi bagian upaya penciptaan perdamaian dunia," ujar Presiden mengakhiri sambutannya di KTT Arab Islam Amerika.


Baca juga: (Jokowi: empat pemikiran perangi radikalisme dan terorisme)


Di dalam forum ini, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/KPN Andri Hadi mengatakan bahwa hanya tujuh kepala negara/pemerintahan yang berbicara.

"Ketujuh kepala negara/pemerintahan yang berbicara, yakni Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Raja Jordan Abdullah II, Presiden Mesir Abdelfattah Said Al-Sisi, Presiden Joko Widodo, Raja Kuwait Sabah Al-Ahmad Al-Jabir Al-Sabah, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak," ucap Andri Hadi.

Turut menyertai Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan dari Riyadh, Arab Saudi menuju Jakarta, di antaranya Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sekretaris Militer Presiden Trisno Hendradi, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/KPN Andri Hadi, Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono, Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono, dan Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden Ari Setiawan.


Baca juga: (Jokowi ke Saudi penuhi undangan Raja Salman hadiri KTT Arab-AS)

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017