Jakarta (ANTARA News) - Charles Lindbergh, penerbang asal Amerika Serikat, menjadi orang yang pertama terbang solo melintasi Samudera Atlantik tanpa berhenti 90 tahun yang lalu, tepatnya 21 Mei 1927.

20 Mei pada tahun itu, setelah ia menyelesaikan serangkaian tes penerbangan dan membuat rekor lintas benua, Lindbergh menaiki pesawat Spirit of St Louis di Lapangan Roosevelt di Long Island, New York.

Ia lalu mengangkasa dan menempuh jarak 5.800 kilometer, seperti yang dikutip dari laman Live Science.

21 Mei, setelah terbang selama 33 jam 30 menit, Lindbergh mendarat di Lapangan Terbang Le Bourget dekat Paris, Prancis.

Keterangan di Museum Nasional Udara dan Luar Angkasa Smithsonian, tempat pesawat itu dipamerkan, menyebutkan Lindbergh disambut sekitar 100.000 orang saat mendarat.

Tahun berikutnya, pada 30 April, ia menerbangkan Spirit St Louis, dari dari St Louis ke Washington D.C, penerbangan terakhir pesawat itu sebelum diberikan ke Smithsonian.

Aksi Lindbergh, yang disebut Lindbergh boom, saat itu membuat harga saham industri penerbangan dan minat terhadap dunia penerbangan meroket.

Fisikawan asal Swiss, August Piccard dan asistennya Charles Kipfer terbang dengan balon udara selama 17 jam pada 1931.

Mereka menjadi yang pertama mengudara dengan balon di stratosfer, di ketinggian 15.781 meter.

Tetapi, perjalanan hidup Lindbergh tidak semulus kariernya di penerbangan.

Anak laki-lakinya, yang berusia 20 bulan diculik dan dibunuh pada 1932. FBI menyelidiki penculikan itu dan berujung pada eksekusi mati di kursi listrik terhadap terdakwa Bruno Richard Hauptmann.

Amelia Earhart. pada 1932, menjadi perempuan pertama yang mencoba penerbangan solo tanpa henti menyeberangi Atlantik.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017