Semarang (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyebutkan saat ini sudah 50 persen calon penumpang kereta api (KA) yang memesan tiket melalui online.

"Memang untuk online, setiap daerah operasi (daops) berbeda. Namun, secara menyeluruh sudah 50 persen yang membeli lewat online," kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro di Semarang, Jawa Tengah, Senin malam.

Hal tersebut diungkapkannya di Stasiun Tawang, Semarang, disela memantau kesiapan lintasan jelang masa angkutan Lebaran 2017 di jalur KA lintas utara.

Diakui Edi, penggunaan sistem "online" untuk pemesanan tiket KA sekarang ini mengalami kenaikan karena mempermudah calon penumpang ketimbang harus mengantre di loket stasiun.

"Hanya saja, saat dibuka pertama kali, yakni H-90 keberangkatan biasanya (pemesanan, red.) yang masuk terlalu banyak. Itu untuk pertama kali ketika penjualan tiket dibuka," katanya.

Bahkan, kata dia, trafik pemesanan tiket yang masuk pada H-90 bisa mencapai dua juta pemesanan yang sehingga pihaknya menyiapkan antisipasi agar sistem tetap lancar.

Berkaitan dengan masa angkutan Lebaran, ia mengatakan KA tambahan tetap disiapkan, tetapi yang dihitung KAI adalah penambahan jumlah "seat" (tempat duduk) yang disediakan.

"Pastinya, nambah jumlah seat sekitar lima persen. Prediksi kami. Ya, biasanya sekitar 217 ribu tempat duduk menjadi 228 tempat duduk/hari yang akan disediakan," katanya.

Untuk kenaikan tarif, Edi menjamin tidak akan melebihi ketentuan tarif batas atas (TBA) yang sudah ditentukan sehingga masyarakat pengguna jasa angkutan KA tidak perlu khawatir.

"Kan sudah ada ketentuan mengenai tarif batas bawah (TBB) dan TBA dari kementerian. (Kenaikan tarif, red.) Tidak mungkin melebihi TBA," katanya.

Demikian pula dengan angkutan mudik gratis yang disiapkan sepeda motor dari Ditjen Perkeretaapian, lanjut dia, sekarang ini juga sudah sangat diminati oleh masyarakat.

"Kalau tidak salah, sekarang sudah ada 12 ribu orang yang mendaftar. Ya, memang memberikan kesempatan bagi pemudik untuk tidak bawa (mengendarai, red.) sepeda motor," pungkas Edi.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017