Jakarta (ANTARA News) - Ledakan yang terjadi di konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, menewaskan setidaknya 19 orang dan 50 luka-luka, kata polisi yang menyebut insiden itu dianggap sebagai aksi teroris.

Polisi menanggapi laporan ada ledakan dan mengonfirmasi sejumlah korban tewas dan terluka di arena berkapasitas 21.000.

Seorang saksi mata yang menghadiri konser mengaku merasakan ledakan itu ketika meninggalkan lokasi, diikuti jeritan dan ribuan orang yang berusaha keluar.

"Kami sedang berjalan keluar dan sedang tepat berada di pintu ketika ada ledakan besar dan semua orang berteriak," kata penonton Catherine Macfarlane pada Reuters.

"Ledakannya sangat besar, kau bisa merasakannya di dadamu. Suasana kacau. Semua orang berlari dan berteriak dan berusaha keluar."

Saksi mata melaporkan banyak anak-anak yang berada di konser itu.

Manchester Arena, arena indoor terbesar di Eropa, dibuka pada 1995 dan berkapasitas 21.000 orang. Tempat itu biasa dipakai untuk konser dan acara olahraga.

Perwakilan label rekaman Ariana Grande mengatakan sang penyanyi "baik-baik saja". Sebuah video yang diunggah di Twitter menunjukkan penggemar menjerit-jerit dan berlarian ke luar arena konser.

Tingkat kewaspadaan di Inggris berada di level "tinggi", artinya serangan dari militan dianggap sangat mungkin terjadi.


Baca juga: (Konser Ariana Grande, "ledakannya sangat besar")

Baca juga: (Begini kondisi Ariana Grande pasca-ledakan)

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017