San Francisco, Amerika Serikat (ANTARA News) - Perusahaan keamanan siber Symantec Corp mengungkapkan bahwa kemungkinan besar Lazarus, sebuah kelompok peretas yang berafiliasi dengan Korea Utara, ada di balik serangan siber WannaCry yang menginfeksi sekitar 300.00 komputer di seluruh dunia dan mengganggu layanan di berbagai rumah sakit, bank, dan sekolah di seluruh dunia, dua pekan lalu.

Para peneliti Symantec mengaku telah menemukan berbagai sandi yang digunakan baik pada aktivitas kelompok terkait Korea Utara itu sebelumnya maupun dengan versi terbaru WannaCry.

Lebih dari itu, koneksi Internet yang sama telah digunakan untuk menginstal versi awal WannaCry dalam dua komputer dan untuk berkomunikasi dengan sebuah tool yang menghancurkan file-file Sony Pictures Entertainment.

Pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta AS menuduh Korea Utara dalang serangan siber yang menyasar Sonny pada 2014.

Korea Utara berulang kali membantah peran semacam itu. Senin, negara itu menyebut tuduhan pihaknya berada di balik serangan WannaCry sebagai kampanye kotor.

Lazarus adalah nama yang sering disebut banyak perusahaan keamanan siber sebagai pihak yang berada di balik serangan Sony dan serangan siber lainnya.

Symantec memang tidak secara langsung menyebut nama sebuah pemerintahan ada di balik serangan siber, namun para peneliti tidak membantah keyakinan awam bahwa Lazarus bekerja untuk Korea Utara.

Lewat sebuah posting blog, Symantec mendaftarkan sejumlah tautan antara Lazarus dan software yang ditinggalkan kelompok pertetas itu setelah peluncuran versi pertama malware yang tidak begitu ganas, Februari lalu.

Salah satu varian dari software itu digunakan untuk menghapus disk ketika serangan menimpa Sony Pictures, sedangkan tool lainnya digunakan untuk alamat internet yang sama ketika dua bagian walware lainnya menaut ke Lazarus, demikian Reuters.


Baca juga: (Analis: waspada serangan siber masih mengancam)


Baca juga: (Ada petunjuk ransomware WannaCry masih akan terus mengancam)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017