Jakarta (ANTARA News) - Warga Swiss telah memilih mendukung energi terbarukan dan melarang tenaga nuklir, berdasarkan referendum pemerintah Strategi Energi 2050.

Dengan rencana ini, lima tenaga nuklir yang ada akan tetap beroperasi sesuai dengan standard keamanan yang ditetapkan, seperti yang ditulis laman Live Science mengutip media setempat The Local.

Produksi energi akan fokus ke tenaga hidro, bersama dengan sumber energi terbarukan seperti matahari dan angin.

Meski pun pemungutan suara belum selesai, New York Times melaporkan angka awal yang mendukung rencana energi itu berjumlah 58,2 persen.

"Publik ingin kebijakan energi baru dan tidak ingin ada nuklir," kata Menteri Energi Swiss, Doris Leuthard.

Strategi Energi 2050 akan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan energi asing, Swiss adalah negeri pengimpor daya pada 2016.

Kebijakan baru itu akan mendukung dan memperluas produksi domestik energi terbarukan.

Kurang dari 5 persen produksi energi Swiss saat ini adalah surya dan angin, tenaga air sekitar 60 persen dan nuklir 35 persen.


Baca juga: (Indonesia dorong penggunaan nuklir untuk tujuan damai)

Baca juga: (Indonesia potensi kembangkan kombinasi solar panel dan tenaga angin)

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017