Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto memaparkan kronologi ledakan bom di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5) malam berdasarkan kesaksian Bripda Febrianto Sinaga.

Dalam konferensi pers yang disiarkan stasiun televisi, Setyo menjelaskan bahwa ledakan pertama terjadi pukul 21.00 WIB di depan toilet umum, dan lima menit kemudian ledakan kedua terjadi di dekat halte Transjakarta Kampung Melayu yang jaraknya hanya lima sampai 10 meter dari toilet umum.

Saat kejadian, ia melanjutkan, Bripda Febrianto sedang bertugas melakukan pengamanan untuk antisipasi pawai obor di Kampung Melayu.

Bripda Febrianto sedang makan pecel lele hanya 50 meter dari tempat kejadian perkara. Ketika mendengar ledakan, dia sontak berlari ke lokasi bersama teman-temannya. Sesampaikan di tempat ledakan, dia mencium bau menyengat dan kepulan asap tebal berwarna putih.

Dia melihat ada empat orang tergeletak, termasuk Bripda Taufan Tsunami dan Bripda Yogi. Dia tidak mengenali dua orang lainnya karena tidak sempat melihat wajahnya.

Saksi kemudian menghentikan kendaraan yang lewat untuk mengevakuasi korban. Dan ketika mereka sedang mengevakuasi korban, ledakan kedua terjadi di lokasi yang jaraknya hanya 10 meter dari lokasi pertama terjadi.

Bripda Febrianto merasakan telinganya sakit akibat ledakan tersebut, karenanya dia menjauh dari lokasi dan segera pergi untuk melapor ke Mapolres Jakarta Timur diantar seorang pengendara sepeda motor.


Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017