Lusaka, Zambia (ANTARA News) - Zambia sedang mempertimbangkan proposal untuk memindahkan ibu kota dari kota berkembang pesat Lusaka ke sebuah distrik yang hampir tidak berpenghuni di wilayah tengah negara tersebut, kata seorang menteri, Kamis (25/5).

Lusaka telah menjadi ibu kota sejak 1935 ketika Zambia dikenal sebagai Rhodesia Utara di bawah pemerintahan kolonial Inggris.

"Dalam 10 tahun ke depan, Anda tidak akan bisa melakukan bisnis di Lusaka karena kemacetan," kata menteri perencanaan dan pembangunan nasional Lucky Mulusa kepada AFP.

"Kota itu penuh sesak, jadi hal masuk akal yang perlu dilakukan adalah memindahkan ibu kota," ujarnya.

Mulusa mengatakan bahwa kabinet Presiden Edgar Lungu akan membahas perpindahan ke Distrik Ngable dalam dua pekan ke depan.

Ngabwe adalah distrik pedesaan yang tidak terlalu dikenal di Provinsi Tengah Zambia, dekat dengan Kota Kabwe dan sekitar 120 kilometer -- dua jam perjalanan -- sebelah utara dari Lusaka.

Daerah tersebut sering terisolasi ketika jalan terendam banjir saat hujan, tapi Mulusa mengatakan bahwa posisi distrik itu pas karena berada di tengah-tengah negara.

Dia menambahkan, Ngabwe akan dipastikan menjadi tuan rumah badan regional semacam African Union (AU), yang berbasis di Addis Ababa, dan Southern African Development Community (SADC), berbasis di Gaborone, Botswana.

"Jika Lusaka berada di lokasi yang tepat, maka akan menguntungkan banyak institusi," kata dia.

Sebelumnya Nigeria juga memindahkan ibu kotanya dari Lagos ke Abuja pada 1991, sementara penguasa militer Myanmar memindahkan ibu kotanya 321 kilometer ke wilayah utara dari Yangon ke Naypyidaw pada 2005.

Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017