Miami, Amerika Serikat (ANTARA News) - Samudra Atlantik bisa mengalami musim badai di atas rata-rata tahun ini, dengan 11 sampai 17 topan besar dan sampai  sembilan badai menurut pusat perkiraan iklim Amerika Serikat (AS) pada Kamis (25/5).
 
Tidak adanya El Nino, tren penghangatan samudra yang cenderung mengurangi kemungkinan angin topan, adalah alasan utama dari perkiraan kenaikan jumlah badai.
 
Faktor lainnya meliputi suhu permukaan laut di atas rata-rata dan lebih lemahnya angin vertikal yang melintasi Samudra Altantik tropis dan Laut Karibia.
 
Rata-rata musim menghasilkan 12 nama badai, dan enam di antaranya menjadi topan.
 
"Proyeksi tersebut mencerminkan perkiraan kami akan El Nino yang lemah atau tidak ada," kata Gerry Bell, pemimpin pemrakira topan musiman dari Pusat Prediksi Iklim pada Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA).
 
Musim badai Atlantik mendatang akan berlangsung dari 1 Juni hingga 30 November.

"Pemrakira memprediksi 70 persen kemungkinan adanya 11 sampai 17 badai," kata NOAA, merujuk pada badai tropis dengan kecepatan angin 39 mil per jam atau 63 kilometer per jam atau lebih tinggi.
 
Lima sampai enam dari badai itu bisa menjadi topan, dengan kecepatan angin 74 mil per jam atau lebih tinggi.
 
Dua sampai empat badai diperkirakan akan menjadi "besar", artinya masuk Kategori 3 atau lebih tinggi, dengan kecepatan angin 111 mil per jam atau lebih.
 
Bagian timur Atlantik sudah menyaksikan badai pra-musim langka, Badai Tropis Arlene, yang terbentuk di timur Atlantik pada April, demikian menurut warta kantor berita AFP.(hs)
 

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017