Surabaya (ANTARA News) - Dua siswa kelas V SD Labschool Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yakni Wijaksara Apthaluhung dan Kanaya Ramadhani menyabet juara dalam lomba Olimpiade Matematika Internasional bertajuk "International Mathematics Wizard Challenge" (IMWiC) di Xiamen, China 20-23 Mei lalu.

Dalam lomba yang diikuti 500 peserta dari empat negara yaitu China, Filipina, Thailand dan Indonesia itu, Wijaksara Apthaluhung menyabet mendali emas, sedangkan Kanaya Ramadhani menyabet "Best Overall Champion Grade File".

Ditemui di Surabaya, Jumat, Luhung, sapaan akrab Wijaksara Aptaluhung mengatakan, emas yag diraihnya dalam lomba kali ini adalah medali ketiga yang ia dapat. Sebelumnya dirinya juga mendapatkan medali perunggu dalam olimpiade serupa yang digelar di Filipina dan Singapura.

"Dalam lomba itu saya harus menjawab 17 soal dalam 75 menit dan tidak menemui kendala karena sebelumnya saya telah menerima pembekalan, baik di rumah maupun di sekolah dan di Bogor oleh Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA, Raden Ridwan Hasan Saputra selama lima hari," paparnya.

Luhung menambahkan, selain pembekalan, dirinya juga mempelajari lagi soal-soal tersebut sebelum lomba dimulai. Alhasil Luhung tak mengalami banyak kendala saat lomba.

"Yang dipelajari ada yang keluar ada juga yang tidak. Tapi soal ini lebih mudah dibanding soal yang ketika lomba di Filipina dan Singapura kemarin," ujarnya.

Dia menjelaskan, dalam olimpiade tersebut, tiap soal mendapat nilai yang berbeda. Ada lima soal yang mempunyai poin empat, 10 soal poin enam, dan dua soal poin 10.

Sementara itu, Direktur Labschool Unesa Alimufi Arief mengatakan bangga akan prestasi yang diraih oleh siswanya tersebut. Dia menyatakan, prestasi yang didapat kedua siswanya tersebut sesuai dengan visi yang diusung oleh sekolahnya dalam mewujudkan siswa yang berprestasi internasional.

"Ini membuktikan bahwa lulusan SD Labschool mempunyai prestasi unggul. Itu terbukti dari apa yang mereka dapat melawan 500 anak dari empat negara itu," ujarnya.

Dia mengatakan, atas prestasi yang didapat kedua siswanya, pihak Yayasan Dharma Wanita Unesa yang menaungi SD Labschool Unesa memberikan penghargaan berupa dana kepada mereka.

"Memang dana itu tidak besar, tapi ini merupakan suatu komitmen dari kami untuk memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi baik di tingkat internasional maupun nasionl," ucapnya.

Dengan hasil yang diraih kedua, Alimufi mendorong siswa-siswanya yang lain untuk mengikuti jejak Luhung dan Kanaya dalam berprestasi entah itu di tingkat nasional dan internasional.

Pewarta: Indra Setiawan dan Willy Irawan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017