Jakarta (ANTARA News) - Dua pelaku peledakan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur menggunakan panci presto sebagai wadah bom.

"Mereka gunakan bom jenis panci presto. Jangan anggap remeh panci presto ini," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di Rumah Sakit Polri Said Sukanto, Jakarta Timur, Jumat malam.

Sebelumnya, pelaku teror dari kelompok sel teroris yang berbeda namun sama-sama tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Yayat Cahdiyat meledakkan bom panci presto di Taman Pandawa, Cicendo, Bandung, Jawa Barat.

"Contohnya yang di Taman Pandawa, tapi bahan peledaknya tidak sempurna sehingga daya ledaknya tidak besar," katanya.

Sementara di luar negeri, bom jenis panci presto ini pernah digunakan kelompok teroris dalam peristiwa Boston Marathon pada 2013 yang menewaskan tiga orang.

Pada Rabu (24/5) malam, terjadi dua kali ledakan di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Ledakan pertama terjadi pukul 21.00 WIB di depan toilet umum. Sementara ledakan kedua terjadi pada 21.05 WIB di dekat Halte Transjakarta Kampung Melayu yang jaraknya sekitar 10 meter dari lokasi ledakan pertama.

Dua pelaku bom bunuh diri tewas seketika. Pelaku diketahui bernama Ichwan Nurul Salam dan Ahmad Sukri.

Dalam peristiwa tersebut, selain menyebabkan dua pelaku tewas, tiga korban polisi gugur.

Tiga polisi yang gugur tersebut adalah Bripda Taufan Tsunami, Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Imam Gilang Adinata, ketiganya anggota Unit 1 Peleton 4 Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya.

Selanjutnya tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri dibantu penyidik Polda Jabar menangkap tiga terduga teroris lainnya yang disinyalir terkait peristiwa bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu. Ketiganya yakni J, W dan A yang ditangkap di tiga lokasi berbeda di Bandung, Jawa Barat.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017