Bandung (ANTARA News) - Salah satu terduga teroris berinisial JIS, yang diduga memiliki keterkaitan dengan bom Kampung Melayu, sering memimpin khotbah di mesjid dekat dengan kediamannya di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

"Berdasarkan informasi dari warga, selama setahun belakang yang bersangkutan (JIS) sudah mulai tertutup. Awalnya sering khotbah di masjid dekat sini," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus di Cisarua, KBB, Jumat.

Yusri menuturkan, warga kemudian mencium adanya gelagat yang mencurigakan dari keseharian JIS, sehingga tidak memperbolehkannya untuk kembali memimpin khotbah.

"Tapi setahun lebih agak lain, sehingga masyarakat menolak yang bersangkutan mengambil khotbah dalam kegiatan agama di sini," kata dia.

JIS ditangkap saat tengah berada di parkiran Pasar Baru, Kota Bandung bersama istrinya pada Kamis (25/5). Namun selang beberapa jam, polisi kemudian membebaskan istrinya.

"Istri si JIS ini iparan dengan SA yang terlibat bom Cicendo kemarin yang sekarang sudah di lembaga pemasyarakatan," kata dia.

Untuk memastikan hal tersebut, Densus bersama Polda Jabar kemudian melakukan penggeledahan di kediaman JIS untuk mencari bukti lain keterlibatan JIS dalam beberapa aksi teror di Bandung dan Jakarta.

Namun, menurutnya, berdasarkan keterangan saksi-saksi, JIS diduga kuat masih merupakan anggota kelompok teror bom panci Cicendo. Pasalnya, istri JIS merupakan adik kandung dari istri SA, pelaku yang mendanai bom panci Cicendo.

Sementara untuk keterlibatannya dengan bom Kampung Melayu, Yusri belum bisa memastikan apakah JIS memiliki keterkaitan dengan INS (terduga pelaku bom bunuh diri).

"Ini yang masih yang kita dalami oleh tim apakah ada keterkaitan. Yang paling dekat ini mengarah ke kelompok Cicendo," katanya.

Berdasarkan hasil penggeledahan di kediaman JIS, polisi berhasil mengamankan beberapa barang bukti berupa laptop, seperangkat komputer beserta hardisk, handphone, serta dokumen-dokumen.

"Ada beberapa barang bukti lain yang diamankan. Sementara masih didalami tim Inafis dan Densus 88," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017