Surabaya (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengajak ribuan umat Budha bernyanyi lagu kebangsaan di sela Peringatan Waisak 2017 / 2561 BE Keluarga Buddhayana Indonesia Jawa Timur di Surabaya, Sabtu malam.

"Bernyanyi lagu kebangsaan untuk menumbuhkan semangat persatuan sekaligus menguatkan cinta Tanah Air," ujarnya usai bernyanyi bersama lagu kebangsaan berjudul "Hari Merdeka" dan "Garuda Pancasila".

Menurut dia, di tengah era globalisasi dan kemajuan teknologi sangat rawan masyarakat Indonesia yang beragam suku bangsa dan agama melupakan sejarah perjuangan para Pahlawan.

Sehingga, kata dia, diharapkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan bisa menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan serta menjadikan negara ini aman, damai dan sejahtera.

Pada kesempatan tersebut, orang nomor dua di Pemprov Jatim mengajak semua pihak berkontribusi dan berperan menjaga suasana jatim tetap "adem" atau tenang, serta dijauhkan dari suasana memanas.

"Tidak perlu saling menjelekkan dan mari berjalan secara terbuka, apa adanya dengan tidak perlu ditutup-tutupi. Peran semua pihak sangat membantu Jatim akan selalu tenang," ucap Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Wagub Jatim juga mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Keluarga Buddhayana Indonesia Jawa Timur, apalagi tema kegiatan yang diangkat untuk menghargai kebhinekaan yang ada di Indonesia.

"Pesannya jelas, Umat Buddha ingin hidup di Indonesia dan mempertahankan Indonesia, serta ingin juga berkontribusi untuk kemajuan Indonesia. Saya gembira, mudah-mudahan ini menyemangati dan menginspirasi Jatim tetap adem," katanya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Peringatan Waisak 2017/2561 BE Keluarga Buddhayana Indonesia Jawa Timur, Rudi Budiman mengatakan, Peringatan Waisak kali ini bertema "Memahami Kebhinekaan dalam Kebersamaan".

Untuk menyemarakkan kegiatan ini, pihaknya menyajikan drama kolosal berjudul Sutasoma yang menggambarkan Bangsa Indonesia hidup dalam kebhinekaan menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017